KedaiPena.Com-Masyarakat diingatkan untuk tidak terkecoh pada figur capres yang kerap dimunculkan oleh lembaga survei. Sebab, tidak menutup kemungkinan nama yang muncul dalam hasil survei tersebut sudah dicreate atau ditentukan oleh oligarki yang menjadi sponsor tokoh-tokoh yang muncul dalam hasil survei.
Bekas politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Zulfan Lindan memastikan ada tiga figur yang terus diendorse oligarki untuk menggantikan Jokowi agar bisa diatur. Salah satu bentuk endorsementnya adalah membayar lembaga polling untuk terus memunculkan nama figur tersebut. Sayangnya, Zulfan tak menyebut ketiga sosok yang dimaksud.
Meski demikian, Zulfan mengingatkan masyarakat agar memilih pemimpin berdasarkan kinerja dan rekam jejak yang baik, bukan popularitas yang sengaja diciptakan dan pencitraan semata. Dengan demikian, Zulfan meyakini,
keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia niscaya bisa terwujud.
Menurut Zulfan, Rizal Ramli adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia, rekam jejaknya bagus, prestasinya segudang, jaringan di internasional sangat luas, dan komitmennya dalam penegakan supremasi hukum serta demokrasi sangat kuat.
“Kita harus bicara sekarang, presiden hasil survei dan presiden dukungan rakyat. Presiden hasil survei itu ada tiga. Tetapi, presiden dukungan rakyat yaitu Rizal Ramli,” ujar Zulfan Lindan dalam acara tiga tahun channel YouTube Refly Harun di Resto Al-Jazeerah, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Sabtu, kemarin.
Namun, Zulfan menyayangkan, figur Rizal Ramli tersandra dengan aturan presidential threshold, sehingga cukup sulit untuk berkontestasi di Pilpres 2024. Walau demikian, Zulfan meyakini masih ada waktu tersisa untuk mengubah aturan tersebut. Alasannya, keinginan masyarakat untuk mendapatkan pemimpin pilihannya sudah tak terbendung.
“Sayangnya, Rizal Ramli tidak didukung oleh threshold dan partai politik yang ada. Tapi, saya yakin perjalanan masih enam bulan lagi, insya Allah, pelan-pelan presiden pilihan rakyat akan muncul di tengah-tengah kita,” tandas Zulfan.
Laporan: Tim Kedai Pena