KedaiPena.Com – Suasana kisruh di masyarakat terkait dugaan penistaan terhadap agama  oleh seorang pejabat negara yang telah menyita perhatian jutaan rakyat Indonesia.
Ternyata hal tersebut secara diam-diam oleh Meneg BUMN Rini Soemarno dimanfaatkan untuk melancarkan agenda terselubungnya.
Demikian disampaikan pengamat energi CERI, Yusri Usman kepada KedaiPena.Com, Selasa (1/11).
‎
“Menteri BUMN mengkerdilkan fungsi dan wewenang Direktur Utama Pertamina. Dugaan itu berdasarkan  rapat yang dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktokber 2016.  Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  Pertamina (Persero) itu dihadiri lengkap oleh anggota Dewan Komisaris di Kantor Kementerian BUMN,” sambung dia.‎
Adapun agenda rapatnya adalah, selain untuk mengesahkan usulan perubahan struktur organisasi dan penambahan anggota Direksi PT Pertamina dengan nomor surat R-031 tanggal 8 Agustus 2016 dan surat nomor R -032 / K/ DK/2016 tanggal 12 Agustus 2016. Semua itu datangnya semua dari Dewan Komisaris Pertamina.
“Selain itu, beredar surat Menteri BUMN bernomor S- 602 / MBU/10 /2016 tanggal 20 Oktober 2016 yang sifatnya ” Â Penting / Segera ” Â dengan perihal ” Perubahan Anggaran Dasar PT Pertamina (Persero),” sambung dia.
Kalau merunut secara rinci dari poin usulan perubahan 10 pasal dari Anggaran Dasar PT Pertamina (Persero)  dari Meneg BUMN , khususnya terhadap  pasal 11 ayat 19 a , b dan pasal 12 ayat 13 a dan pasal 16 ayat 18 b , maka Yusri menduga kemungkinan besar menjadi benar bahwa perubahan struktur dan penambahan anggota direksi Pertamina lebih kental agenda pribadi Rini Soemarno.
“Rini memang ingin menyingkirkan kewenangan Dwi Sucipto sebagai direktur utama ketimbang untuk kepentingan untuk membesarkan dan  mengembangan Pertamina sebagai BUMN migas berkelas dunia,” jelas dia.Â
Tentu pendapat Yusri jadi sesuai dengan yang apa yang pernah dia beritakan ke media. Ia memperoleh bocoran usulan perubahan struktur organisasi yang tidak lazim  hanya diusulkan sepihak oleh Dewan Komisaris Pertamina tanpa melalui proses pembahasan dengan Dewan Direksi.
“Tentu ini jadi ” aneh dan lucu” bisa terjadi di organisasi Pertamina yang sepanjang waktu saya amati sejak tahun 1988 , baru terjadi saat sekarang. Mengingat fungsi BUMN Pertamina ini menyangkut  hajat hidup orang banyak, diharapkan Presiden Jokowi segera mengevaluasi agenda  Rini Soemarno. Sebab, hal ini bis menghancurkan Pertamina ke depannya,” sambungnya.
“Karena menurut pengamatannya saya, telah terjadi suasana hubungan antar direksi sudah tidak harmonis lagi dan akan mengancam kinerja perusahaan,” tandas ‎Yusri Usman.‎
(Prw)‎