KedaiPena.Com – Orienteering merupakan salah satu cabang olahraga alam bebas di mana para pesertanya disebut dengan orienteers. Olahraga ini membutuhkan perpaduan kemampuan fisik dan keterampilan navigasi pada medan perlombaan.
Keunikan orienteering sebagai ciri khas olahraga ini adalah mencari dan menemukan rute terbaik melintasi suatu medan/daerah tak dikenali dengan waktu secepat mungkin.
Ketua Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Banten, Mahardika Eduardo menjelaskan, orienteering pada umumnya merupakan olahraga yang menggunakan peta beserta kompas.
Kedua alat tersebut, kata dia, digunakan untuk membantu para orienteers menyelesaikan perlombaan dengan melakukan perjalanan dari start menuju satu titik ke titik lain.
“Atau lebih lengkapnya ‘point to point‘ hingga menyelesaikannya ke titik finish, peserta yang paling cepat menyelesaikan perlombaan akan menjadi juara,” jelas dia saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Jumat (8/9).
Dika sapaan akrabnya juga menjelaskan, pola permainan cabang olahraga yang terkenal di Eropa Timur ini merupakan kegiatan pencarian jejak, selayaknya Pramuka. Namun, dalam orienteering peserta harus menempuh dan menyelesaikan sebuah lintasan.
“Orienteering yang terdiri dari sebuah start, sejumlah kontrol-kontrol (kontrol adalah istilah orienteering untuk pos) dan sebuah tempat finish,” ujar dia.
Dika mengatakan, sebelum diberangkatkan dari tempat start, setiap peserta di berikan sebuah kartu kontrol dan peta. Kartu kontrol sendiri, ungkap dia, adalah sebuah kartu yang berisi nama dan nomor peserta anda serta sejumlah kotak-kotak bernomor.
“Kartu itu akan anda tandai di setiap kontrol untuk membuktikan bahwa anda telah menemukan kontrol-kontrol,” beber Dika.
Dika juga menuturkan pada peta, tempat start ditunjukan dengan simbol segitiga sama sisi setiap kontrol ditunjukan dengan sebuah lingkaran dan simbol lingkaran ganda untuk menunjukan tempat finish.
“Pusat dari simbol-simbol tersebut merupakan kedudukan atau posisi tempat start, setiap kontrol dan tempat finish di peta,” ungkap dia.
Selain yang ditunjukan pada peta dan simbol-simbol tadi, lanjut dia, informasi tentang lintasan orienteering yang anda tempuh juga dapat diperinci oleh deskripsi kontrol.
Deskripsi kontrol, tegas dia, adalah sebuah daftar peserta yang beriisi kode-kode kontrol dan deskripsi atau penjelasan dari setiap tanda medan yang digunkan sebagai kontrol. Deskripsi kontrol ini dicetak pada peta.
“Di medan sebenarnya setiap kontrol ditandai dengan sebuah bendera kontrol yang berbentuk kotak tiga sisi. Masing-masing sisinya yang berbentuk bujur sangkar dibagi secara diagonal menjadi setengah berwarna putih dan setengah berwarna jingga (atau merah),” imbuh dia.
“Dan didekat bendera kontrol disematkan sebuah kartu kode kontrol (berisi angka, huruf, atau kombinasi angka huruf) yang berfungsi sebagai identitas kontrol dan digantungkan sebuah alat penusur,” jelas Dika.
Setelah berangkat dari tempat start, papar Dika, tugas peserta adalah mencari dan menemukan lokasi-lokasi kontrol dengan dipandu peta dan kompas hingga menuju ke tempat finish untuk menyerahkan kartu kontrol anda kepada petugas finish.
“Ketika menemukan kontrol-kontrol anda harus menandai kartu kontrol dengan alat penusuk yang tersedia di setiap bendera kontrol sebagai bukti bahwa anda telah menemukan kontrol-kontrol,” ujar dia.
“Dan rute di antara tempat start dan kontrol-kontrol tidak ditentukan, dan sama sekali terserah kepada anda untuk memilihnya. Unsur pemilihan rute, kecepatan berlari dan kemampuan bernavigasi adalah esensi dari orienteering,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh