KedaiPena.Com – Ingin sejahterakan kehidupan petani, Pemerintah mengembangkan budidaya ikan padi. Sistem tersebut merupakan gabungan dari budidaya ikan air tawar dengan penanaman padi di sawah.
Dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya hari ini, Selasa (3/5), Rizal Ramli mengatakan sistem itu memberikan beberapa efek positif.
“Penggunaan pupuk untuk padi dapat dikurangi karena kotoran ikan bisa jadi pupuk, ikannya bisa makan ‘insect’ yang menyerang padi,†jelasnya, dilansir dari Maritim.go.id.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Maritim Safri Burhanuddin mengatakan bahwa sistem ikan padi potensial meningkatkan pendapatan petani dua hingga tiga kali lipat.
Pasalnya petani padi yang biasanya hanya bisa memanen padi saja, dengan sistem ikan padi dapat memanen ikan juga dalam waktu empat bulan.
Sementara itu, secara teknis, Direktur Pelabuhan Perikanan KKP, Agus Suherman yang hadir dalam rakor itu menjelaskan, untuk budidaya ikan padi, petani harus membuat saluran air atau jajar legowo. Posisinya berada di pinggir atau di tengah sawah, dengan lebar 80 cm-1 meter dengan kedalaman 80 cm-1 meter.
“Sebelum ikan ditebar, petani harus melakukan pemupukan padi secara organik, dan ikan dapat ditebar ketika padi berusia 4 bulan,†jelas pria berkacamata ini.
Dalam ujicoba di lahan seluas 1000 hektar tersebut, tambah Agus, padi yang digunakan adalah jenis padi Inpari 14, Pakuan, Inpari 15 Parahiyangan dan Inpari 16 karena tahan air.
Sedangkan ikan yang dibudidayakan di dalam sawah itu antara lain ikan mas, lele, nila, gurame dan udang galah. Mengenai jumlah lahan, direktur pelabuhan perikanan tersebut menyebutkan bahwa Kementan telah mempersiapkan 4 juta hektar untuk percobaan lanjutan.
(Prw/Oskar)