SEKITAR tiga tahun lalu, Tommy Winata dari Artha Group, mengumumkan akan membangun gedung tertinggi di Indonesia. Lokasinya di bekas auto mall, SCBD Jakarta Selatan.
Belum lagi tanda-tanda pembangunannya terlihat, Surya Paloh mendahuluinya dengan melakukan peletakan batu pertama atas pebangunan gedung “Indonesia One”. Yang meresmikan dimulainya proyek yang terletak di Jl. Thamrin tersebut, Presiden RI sendiri-Joko Widodo.
Sementara proyek Tommy Winata dan Surya Paloh, tidak terlihat adanya pergerakan atau kemajuan, Tommy Soeharto diam-diam membocorkan agenda bisnisnya.
Pada minggu kedua September baru lalu, Tommy menjelaskan akan menekuni bisnis properti. Karena menurut perhitungannya, sekalipun dalam dua tahun terakhir ini melambat, tapi tahun 2017 akan pulih kembali. Dua tempat yang jadi fokus bisnis propertinya Jakarta dan Bali.
Untuk Jakarta, Tommy mengungkapkan dia membangun Mangkuluhur City. Di tengah kota mini yang mengambil nama salah seorang puteranya, antara lain akan dibangun sebuah kompleks dimana di dalamnya antara lain terdapat gedung perkantoran, apartemen, hotel dan fasilitas lainnya.
Lokasinya di koridor Gatot Subroto dimana antara lain saat ini berdiri Hotel Crown. Salah satu yang menonjol dari kompleks properti ini adanya gedung perkantoran berlantai 80 dengan ketinggian antara 400 sampai 500 meter.
Gedung perkantoran ini bisa jadi merupakan gedung tertinggi di Indonesia , bahkan mungkin sekaligus tertinggi di dunia.
Sesuai kesepakatan Dewan Gedung dan Bangunan Tinggi Dunia (Councils on Talls and Urban Habitat – CTBUH) gedung dengan ketinggian melebihi 300 meter dapat dokategorikan sebagai gedung “supertall”.
Dalam bisnis ini Tommy Soeharto yang membawa bendera Humpus, bermitra dengan Harry Gunawan, dari KG Gobal Development.
Sementara total anggaran yang disiapkan untuk proyek ini tidak kurang dari UD$ 1,- milyar atau setara dengan Rp. 13,- triliun.
Apa yang menarik dari agenda bisnis putera bungsu Presiden ke-2 RI, Jenderal Soeharto ini ?
Sebagai pebisnis sekaligus mungkin juga termasuk salah seorang manusia terkaya di Indonesia, Tommy tetap optimis dengan masa depan Indonesia.
Tommy tetap melihat potensi besar yang ada di Indonesia. Tommy lebih mengedepankan cara berpikir yang dilandaskan pada hal-hal yang positif.
Tommy atau Hutomo Mandala Putera, berbeda dengan elit tertentu yang terus menyebar kekhawatiran akan masa depan Indonesia di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Penilaian ini juga sejalan dengan sikapnya yang mendukung pelaksanaan Undang Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty, salah satu produk UU yang dilahirkan secara terburu-buru oleh ekeskutif dan legislatif tahun ini di rezim Joko Widodo.
Tommy merupakan satu-satunya pengusaha sekaligus putera mantan Presiden RI yang datang sendiri ke Kantor Pajak untuk menyatakan keputusannya mengikuti programTax Amnesty.
Di sisi lain, sikap pria yang bernama lengkap Hutomo Mandala Putera ini menunjukkan, bahwa atensinya pada dunia bisnis saat ini lebih besar ketimbang dunia politik.
Hingga tahun 2014, menjelang Pileg dan Pilpres, Tommy masih sempat mendirikan partai baru, sekalipun akhirnya eksistensi partai itu tidak diteruskan dengan mendaftarkannya ke Komisi Pemilihan Umum.
Dan sebelum itu, Tommy masih sempat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dalam Munas Golkar di Pekanbaru, Riau itu, Tommy bersaing dengan Aburizal Bakrie dan Surya Paloh.
Tahun ini dalam kepengurusan di DPP Golkar, hasil Munas Bali, nama Tommy masih tercantum sebagai salah seorang pengurus, di bawah Ketua Umum yang baru Setyo Novanto. Namun sejauh ini tidak jelas apakah Tommy ditawari dan dia sekedar merespons permintaan walaupun sikapnya tidak agresif.
Yah boleh jadi Tommy lebih mengutamakan kegiatan bisnis ketimbang politik.
Oleh Derek Manangka, Jurnalis Senior