KedaiPena.Com – Xanana Gusmao terpilih lagi menjadi Perdana Menteri Timor Leste. Ini merupakan kali kedua Xanana menjadi perdana menteri, setelah sempat menjadi PM negara tersebut dari tahun 2007 sampai 2015. Selain itu, Xanana juga pernah menjadi presiden pertama negara tersebut setelah merdeka dari tahun 2002 sampai 2007.
Kemenangan Xanana pada tahun 2018 terjadi setelah koalisi yang diberi nama Change for Progress Alliance (AMP), terdiri dari partai bentukan Xanana Gusmao yaitu National Congress for Timorese Reconstruction (CNRT), Partai Popular Liberation yang dipimpin oleh mantan Presiden Taur Matan Ruak, dan partai yang berfokus kepada kaum muda, Khunto, berhasil mengalahkan partai incumbent Fretilin yang dipimpin oleh Mari Alkatiri.
Koalisi beberapa partai oposisi dipastikan mendapatkan 49,5% suara dari 99% yang sudah dihitung, di mana hasil resminya akan diumumkan akhir bulan ini, demikian dilansir dari The Guardian.
Begawan ekonomi Rizal Ramli pun menyambut baik kemenangan Xanana Gusmao. “Bravo. Selamat atas terpilih kembali menjadi Perdana Mentri Timor Leste. Kapan-kapan kita minum es cendol lagi,” canda Rizal Ramli, di Jakarta, Rabu (5/6/2018).
Saat menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli sempat menerima kunjungan mantan Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao di rumahnya, Jalan Bangka, Minggu (23/8/2015).
Mantan tokoh pro-kemerdekaan Timor-Timur itu datang bersama Menteri Pertanian Kehutanan Timor Leste Mariano Sabino. Pertemuan Rizal dengan Xanana untuk memperkuat kerja sama antara Timor Leste dan Indonesia, terutama di bidang kelautan dan perikanan.
“Pak Xanana ini adalah teman baik saya. Apalagi di masa lalu, kami pernah merasakan dinginnya penjara. Dulu Pak Xanana pernah belajar di universtitas tertutup di Cipinang,” ucap Rizal yang langsung disambut tawa Xanana.
“Kalau saya sekolahnya di Universitas Tertutup Sukamiskin,” lanjut Rizal. Karena itu, ujar Rizal, dia dan Xanana punya kesamaan, yakni sama-sama pejuang demokrasi di negara masing-masing. Rizal pernah dibui di LP Sukamiskin Bandung saat menjadi aktivis mahasiswa ITB terkait protes anti-Orde Baru.
Kembali ke Pemilu Timor Leste, kemenangan Xananan cs merupakan kemenangan koalisi tiga partai kalahkan partai incumbent, Fretilin. Pemimpin sebelumnya, Mari Alkatiri mengalami kesulitan menjalankan roda pemerintahan setelah dalam pemilu yang dilangsungkan sebelumnya hanya berhasil unggul 0,2% dari CNRT pimpinan Xanana Gusmao, dan pemerintahannya dibubarkan bulan Januari lalu.
Pemungutan suara yang dilangsungkan tanggal 12 Mei kemarin berjalan dengan lancar meskipun sempat diwarnai dengan ketegangan dan tindak kekerasan. Sempat dilaporkan bahwa 18 pendukung CNRT mengalami cedera karena diserang oleh pendukung Fretilin.
Pemungutan suara yang berjalan dengan damai ini dan diikuti oleh mayoritas pemilik suara ini telah mendapatkan pujian dari United Nations Development Program (UNDP) dan para pemantau dari luar.
Dilansir dari Sydney Morning Herald, setelah pemerintahan Timor Leste terbentuk, Xanana Gusmao akan melanjutkan perundingan dengan beberapa perusahaan migas termasuk perusahaan Australia, Woodside dan ConocoPhilips menyangkut pengeboran minyak di lepas pantai negara tersebut.
Tugas berat menunggu Xanana Gusmao di depan mata. Dengan cadangan minyak yang diperkirakan bernilai sekitar $10 miliar dollar, negosiasi ulang menjadi bahan kampanye dalam pemilu kemarin, di mana keputusan pengadilan PBB tahun 2018 membatalkan kesepakatan tahun 2004 yang dianggap tidak adil.
Tantangan lainnya adalah melakukan diversifikasi atas pendapatan negara mereka, di mana pendapatan dari migas diperkirakan akan habis tahun 2026 mendatang.
Laporan: Muhammad Hafidh