KedaiPena.com – Memperbaiki lingkungan hidup bukan lah pekerjaan yang bisa dilakukan hanya dalam satu wilayah saja, tapi harus mencakup hulu hingga hilir dan dilakukan secara bersama, simultan dan komprehensif.
Acting Head Partnership, WWF Indonesia, Budi Nugroho menyatakan setiap hari adalah hari lingkungan hidup.
“Setiap hari kita harus menjaga lingkungan, tidak bisa hanya pada hari lingkungan hidup saja. Apalagi kebijakan pemerintah saat ini, sudah mengeluarkan kebijakan yang progresif. Sehingga, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk bersinergi dalam menjaga lingkungan,” kata Budi dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digagas oleh HSBC dan WWF Indonesia di Saung Bambon Riverside, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2022).
Ia menekankan bahwa menjaga lingkungan hidup bukanlah kerja individu atau satu lembaga atau pemerintah belaka.
“Semua komponen bangsa ini harus bergerak bersama. Harus kolaboratif. Semua harus sinergi, baik dari kebijakan hingga implementasinya. Dan harus simultan, harus istiqomah,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa gerakan ini harus dijalankan sesuai kapasitas masing-masing.
“Kapasitas inilah yang harus dikembangkan secara terus menerus. Tidak hanya pemerintah saja atau masyarakat saja. Dan di Indonesia, masih banyak yang harus dikerjakan,” ujarnya lagi.
Misalnya, untuk wilayah sungai ada masalah sampah dan abrasi, yang tidak hanya membutuhkan kritik tapi juga solusi.
“Solusi pun ada tahapannya. Saat kita melakukan aksi bersih sampah, berapa banyak sih sampah yang mampu diangkut. Tapi yang perlu digarisbawahi, aksi seperti ini diharapkan akan membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai. Jadi, kita akan mengubah dogma bahwa sungai adalah pekarangan belakang rumah, karena sungai sama sekali bukan pekarangan belakang,” kata Budi.
Perlu ditekankan bahwa sungai adalah sumber kehidupan, yang mempengaruhi wilayah sekitarnya dan menjadi bagian utuh dalam satu rangkaian kehidupan.
“Sungai itu memberi kehidupan dan juga menjaga kehidupan. Saat sungai bersih maka kehidupan di ekosistem sekitar akan baik. Jika sungai kotor, penuh sampah maka sungai akan meluap dan menjadi salah satu penyebab banjir,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa masalah lingkungan hidup adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan penyelesaian yang komprehensif.
“Contohnya, Ciliwung. Saat kita mau menyelesaikan masalah Ciliwung, ya kita harus selesaikan dari hulu ke hilir. Hulu Ciliwung kan di Puncak. Disana juga ada pemukiman. Artinya, kan harus dipertimbangkan juga bagaimana masyarakat di sana saat memperbaiki Ciliwung,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa