KedaiPena.Com – Salah satu upaya pemenuhan pelayanan baik kepada pelanggan maka PDAM Tirtanadi harus sehat. Kalau tak sehat maka tak bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan perlunya penyesuaian kenaikan tarif air.
Demikian diungkapkan Ketua Tim Penyesuaian Tarif Air, Zulkifli Lubis, dalam pemaparan Sosialisasi Sambung Rasa Pelanggan di Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (18/4). Turut hadir dalam sosialisasi tersebut, Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Heri Batangari dan akademisi Joharis Lubis yang juga Direktur Lembaga Kajian Pelayanan Publik (LKPP), Camat Medan Sunggal Muhammad Yunus, Kacab Sunggal Umar Khan Ritonga, para lurah dan unsur warga di sekitarnya.
“Permendagri Nomor 71 tahun 2016 tentang perhitungan dan penetapan tarif air minum menyebutkan bahwa perhitungan dan penetapan tarif air minum didasarkan pada, keterjangkauan dan keadilan, mutu pelayanan, pemulihan biaya, efisiensi pemakaian air, perlindungan air baku, transparansi dan akuntabilitas,†kata Zukifli.
Dalam hal operasional, lanjut dia, PDAM Tirtanadi membutuhkan anggaran dana yang besar untuk membangun instalasi pengolahan air (IPA). Program 2017, pihaknya mengalokasikan Rp320 miliar untuk membangun IPA Sunggal, IPA Delitua, IPA Medan Denai, IPA TLM dan IPA Paket Pancur Batu yang nantinya akan menghasilkan 1.380 liter/detik air bersih.
Selain dana penyertaan modal dari Pemprovsu, PDAM Tirtanadi sangat berharap dari operasional lainnya yang berasal dari pelanggan sendiri. Maka tak heran, kalau 28 persen lagi masyarakat Medan tak dapat air karena belum adanya air baku, minimnya produksi dan pipa-pipa yang sudah tua dan perlu diganti.
“Disamping itu, subsidi pelanggan rumah tangga (RT) II mencapai 20,9 persen dan RT III 41,6 persen yang menjadi beban bagi perusahaan,†katanya.
Direktur Air Limbah Heri Batangari memaparkan alasan penyesuaian tarif air baru ini disebabkan tingginya inflasi setiap tahunnya yang mencapai rata-rata 8 persen di tahun 2016 yang berkisar saat ini 23,11 persen. Upah Minimum Kota (UMK) mencapai 37,7 persen (2016) dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) 58,4 persen di tahun ini.
Sementara itu ia juga menerangkan, dalam menyikapi keluhan pelanggan, PDAM menggunakan sistem online untuk sambungan baru bagi pelanggan untuk menghindari praktek calo dan mengantisipasi oknum nakal yang memanipulasi rekening pelanggan.
Akademisi Unimed Joharis Lubis memberikan apresiasi kepada direksi PDAM Tirtanadi yang kedepannya diharapkan terus mengupayakan kualitas air yang lebih baik kepada pelanggan. “Diharapkan adanya pergantian pipa distribusi baru yang sudah tak layak digunakan dan penanggulangan subsidi RT II dan RT III yang menjadi beban bagi PDAM,†kata Joharis.
Dalam pertemuan tersebut berbagai pertanyaan dan keluhan warga mendapat respon positif dan akan ditindak lanjuti seperti masalah kualitas air, pipa distribusi yang bocor, adanya warga yang sudah lama mendaftar tapi belum dilakukan survei ke pelanggan baru dan jaminan ketersediaan air menjelang bulan puasa Ramadhan. Namun warga sepakat dan mendukung kebijakan PDAM Tirtanadi melakukan penyesuaian tarif air.
Laporan: Iam