KedaiPena.Com – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) sedianya harus dapat dijadikan momentum untuk mewujudkan cita-cita dari pada kedaulatan pangan di Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat memberikan harapannya pada peringatan HPS yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober.
“Wujudkan kedaulatan pangan,” tegas Daniel Johan saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Rabu, (17/10/2018).
Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, lanjut Daniel Johan, dapat dimulai dari dibuatnya sistem manajemen air nasional yang mendukung lahan menjadi subur.
“Agar lahan-lahan subur dan jadi berkah untuk  petani, karena jika irigasinya baik dapat bisa segera lalukan hilirisasi,” tegas Daniel Johan.
Sementara itu, Daniel Johan juga memiliki harapan untuk kesejehteraan petani. Ia mengatakan, Pemerintah perlu membangun industri pangan dan pertanian.
“Untuk petani, industri pangan dan pertanian harus segera dibangun dan dimiliki petani,” beber Daniel Johan.
Politikus PKB ini mengakui bahwa program industri pangan dan pertanian untuk petani belum sama sekali dijalankan oleh pemerintah.
“Memang belum dijalankan. Padahal bisa diprogramkan semisal per kecamatan pabrik dan gudangnya,” ia menyontohkan.
Sementara Partai Berkarya yang dipimpin oleh Hutomo Mandala Putra atau biasa disapa Tommy Soeharto meminta agar peringatan HPS 2018 dapat menjadi momentum untuk kembali melihat sejarah.
Demikian disampaikan oleh Ketua DPP Badaruddin Andi Picunang saat memberikan tanggapannya soal peringatan hari pangan sedunia.
Berkarya meminta pemerintah kembali melihat sejarah saat Presiden ke 2 RI Soeharto berhasil mewujudkan swasembada pangan.
“Kita perlu belajar dari sejarah. Pemerintah harus hadir di tengah- tengah petani,” tukas Badar sapaan akrabnya kepada redaksi, Rabu, (17/10/2018).
Hadir di tengah-tengah petani, maksud Badar, adalah pemerintah harus mampu memperhatikan kebutuhan petani seperti ketersedian bibit dan pupuk hingga pasokan hasil panen ke pasar.
“Harga gabah dan beras juga ditingkatkan,” tegas Badar.
HPS 2018, tegas Badar, juga harus jadi momentum pemerintah untuk lebih memihak kepada petani. Hal tersebut diutarakan Badar lantaran pemerintah saat ini lebih pro kepada pasar.
Itupula, kata Badar, yang membuat ketahanan pangan hanyalah sebuah jargon atau kata-kata semata. Pemerintah tersandera sebuah ‘kepentingan’ untuk menyerah kepada pasar.
“Karena memang membingungkan. Di satu sisi produksi pangan ditingkatkan di satu sisi impor diperbesar. Pemerintah tidak hadir alias tidak memihak petani. Tapi mementingkan pasar,” tandas caleg dari Dapil Sulawesi Selatan III ini.
Diketahui, Peringatan Hari Pangan yang dkgelar oleh Kementerian Pertanian (Kementan) akan dilakukan dari tanggal 18 hingga 21 Oktober di Kalimantan Selatan. Kementerian Pertanian juga berharap agar peringatan hari pangan ini dapat mampu memberikan terobosan atau inovasi baru untuk kesediaan pangan Indonesia.
Laporan: Muhammad Hafidh