KedaiPena.Com – Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Keuangan Negara (LPEKN) Sasmito Hadinegoro mengungkapkan, demi mewujudkan ekonomi kerakyatan yang konkret dan adil secara proporsional, hanya bisa dengan melakukan revolusi keuangan negara sebagai tindak lanjut dari revolusi mental.
“Adalah sebuah mimpi di siang bolong jika usaha memperbaiki indeks gini rasio tanpa diberangi dengan keseriusan melakukan pembenahan total pengelolaan keuangan negara. Sebab, salah satu penyebab terjerembabnya ekonomi kita adalah mental pejabat pemerintah yang tidak pro rakyat kecil,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (23/7).
Tidak hanya itu, Sasmito menilai, perbaikan pembangunan ekonomi yang digagas pemerintah saat ini justru tidak mempersempit kesenjangan ekonomi antar masyarakat.
“Yang terjadi, kebijakan yang dibuat malahan membuat gap antara kaya dan miskin semakin melebar,” ungkapnya.
Oleh sebab itu dia berharap agar pemerintah melakukan perubahan dalam menyusun prioritas pembangunan. Artinya, konsep pembanguan ekonomi harus benar-benar serius dan tulus pro rakyat.
“Sebab, selama hampir 50 tahun terakhir atau setengah abad lebih, desain kebijakan ekonomi nasional lebih pro konglomerat,” beber dia.
“Dan konglomerat dimanjakan sejak zaman Orde Baru hingga jaman reformasi ini. Saya siap berdebat dengan siapapun terkait kondisi ini, karena memang faktanya hampir 72 tahun Indonesia Merdeka, kue ekonomi lebih banyak dikuasai segelintir orang kaya,” tandas Sekjen Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia (APPI) ini.
Laporan: Muhammad Hafidh