KedaiPena.Com – Acara hari jadi kabupaten Wonogiri sukses adakan. Tercatat ada 21 agenda acara digelar oleh panitia pelaksana, mulai dari acara pembuka ‘family funwalk’ yang dilaksanakan pada hari Minggu (30/4) hingga penutupan Festival Reog yang dilaksanakan pada Senin, (22/5).
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, benar-benar memberikan nuansa baru di mata warga Wonogiri. Acara yang terbilang paling sukses adalah acara Festival Seni Budaya Wonogiri yang dilaksanakan pada hari Minggu (21/5) yang dilaksanakan dari Stadion Pringgodani hingga perempatan Gudang Seng Wonogiri.
Dalam acara ini, peserta berjalan dari dua tempat pemberangkatan yang berbeda, kelompok anak-anak berangkat dari Pendopo Kabupaten Wonogiri, sedangkan kelompok dewasa berangkat dari Stadion Pringgodani yang jaraknya lebih jauh. Festival Seni Budaya disambut gegap gembira ini dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir sekitar 17.00 WIB, dengan diikuti peserta berjumlah lebih dari 80 kontingen.
Sumaryadi yang berasal dari kontingen Kecamatan Kismantoro menunjukkan semangatnya, meskipun rombongannya berangkat paling terakhir. “Ini terakhir mas, tadi datangnya telat jadi daftar terakhir jadi berangkat juga terakhir,” ujar bapak yang berpakaian sorjan lurik ini.
Acara yang menampilkan potensi budaya Wonogiri ini disaksikan langsung oleh Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, dan Wakil Bupati Edi Santoso di panggung kehormatan yang berada di depan Pasar Induk Wonogiri.
Setiap kontingen diberikan waktu tiga menit tidak boleh lebih untuk menunjukan ‘display’ potensi seni dan budaya dari rombongan kontingennya.
Medi Sutikno, PNS dari Dinas Pendidikan Wonogiri yang menjadi panitia pelaksana yang bertugas memberikan waktu bagi peserta untuk ‘display’ di depan panggung kehormatan menjelaskan jika ada kontingen yang melebihi waktu tiga menit akan mendapat ‘semprit’ dari peluit yang dibawa oleh panitia.
“Waktu ‘display’ 3 menit, kalau lebih pasti tak semprit, saya sudah siapkan pluitan dan ‘stopwatch’,” tutur ayah dua anak ini.
Panitia sengaja menerapkan batasan waktu ini karena mengingat banyak jumlah peserta. Jika tidak dibatasi, kasihan kontingen yang ada di belakangnya, kecuali rombongan ‘marching band’ Gita Dirgantara dari TNI AU yang diberikan waktu secukupnya.
“Pokoknya waktu ‘display’ 3 menit, kecuali yang dari TNI AU karena sengaja diundang makanya diberikan waktu sampai selesai,” pungkasnya.
Selain hiburan dari ‘marching band’ Gita Dirgantara yang berjumlah 170 personil TNI AU dan 30 instruktur, pemandangan yang cukup menghibur adalah penampilan polisi dari Kepolisian Resort Wonogiri yang menampilkan tarian bersama-sama dengan 450 siswa SD dari berbagai wilayah di Wonogiri.
Bripda Widi menjelaskan Polres Wonogiri turut tampil karena ingin menunjukan bahwa kepolisian juga turut membangun dalam upaya Pemda dalam membangun Wonogiri. Iring-iringan tari dari Polres Wonogiri ini dimulai dari dua arah yang berbeda, kemudian bertemu tepat di depan panggung kehormatan untuk kemudian menampilkan tarian bersama 450 siswa siswi SD lainnya.
Acara Festival Seni Budaya Wonogiri ini menjadi puncak rangkaian hari jadi Kabupaten Wonogiri yang ke 276, warga masyarakat Wonogiri mengaku senang dengan adanya festival ini. Para pedagang pun turut mendulang untung. Supardi misalkan, berjualan es teh dalam ‘cup’ yang biasanya dijual dengan harga Rp3000, saat acara ini berlangsung dijual dengan harga Rp5000, tetapi tetap laris manis. Karena cuaca yang panas dan berjubelnya masyarakat untuk menyaksikan acara ini.
Meskipun acara festival ini berlangsung sukses, tetapi warga masyarakat masih menyesalkan petugas parkir yang masih belum teroganisir dengan baik. Rafiq salah satu petugas parkir yang yang berada di seberang Jalan Pasar Wonogiri menjelaskan, petugas parkir kewalahan dalam melayani kendaraan roda dua para pengunjung.
Petugas parkir terpaksa memindahkan jika ada motor yang akan keluar, tetapi tidak dikembalikan ke tempat motor tersebut diparkir. Alhasil para pengunjung harus mencari motornya yang kadang berpindah jauh dari tempat awal memarkir motornya.
Meski demikian itu dianggap wajar oleh pemilik kendaraan karena jumlah kendaraan yang begitu banyak. Tetapi pengunjung tetap berharap koordinasi yang lebih baik jika ada acara yang serupa.
Laporan: Aris Sugiyanto