KedaiPena.Com- Penggiat pariwisata, Taufan Rahmadi menilai, perampokan seorang warga negara Ukraina berinisial I (48) yang diculik, dianiaya, hingga dipaksa mentransfer aset kripto senilai Rp3 miliar oleh geng Rusia di Bali merupakan alarm bagi ekosistem pariwisata RI.
“Kasus ini merupakan alarm bagi ekosistem pariwisata Bali dan Indonesia secara keseluruhan. Keamanan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, adalah fondasi utama bagi keberlanjutan industri pariwisata,” tegas Taufan saat berbincang di Jakarta, Jumat,(31/1/2025).
Taufan mengakui, peristiwa penculikan dan perampokan warga Ukraina oleh geng Rusia ini dapat mencoreng citra pariwisata Bali sebagai destinasi aman dan nyaman. Taufan pun membeberkan dampak jangka dan panjang yang ditimbulkan akibat kejadian ini.
“Dampak jangka pendeknya adalah potensi menurunnya kepercayaan wisatawan, terutama dari pasar internasional. Dalam jangka panjang, apabila tidak ada langkah antisipatif, insiden serupa bisa mengurangi daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global,” jelas Taufan.
Atas kondisi demikian, Taufan mendesak, Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah setempat hingga aparat keamanan dapat meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap tindak kriminal di daerah wisata.
“Memperketat keamanan dengan menambah CCTV, patroli, serta memperkuat sistem deteksi dini terhadap ancaman kriminalitas,” tegas dia.
Tak hanya itu, lanjut Founder Yayasan Inovasi Pariwisata Indonesia ( Yipindo ),
diperlukanya upaya membangun kerja sama erat dengan komunitas internasional dan kedutaan untuk menjaga kepercayaan wisatawan asing.
“Memberikan jaminan dan perlindungan hukum bagi wisatawan yang menjadi korban kejahatan di Indonesia,” beber dia.
Dewan Pakar GSN Bidang Pariwisata ini juga meyakini, jika pariwisata tidak hanya soal keindahan alam dan budaya, tetapi juga tentang rasa aman.
“Ketika wisatawan merasa nyaman dan dilindungi, maka industri pariwisata akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Rafik