KedaiPena.Com – Paket wisata murah Cina tiba-tiba menjadi sorotan akhir-akhir ini. Pasalnya, praktek penjualan paket wisata murah ke Bali bagi telah menyebabkan banjirnya turis Cina.
Tidak hanya itu, paket wisata murah dari Cina tersebut juga telah mendatangkan sejumlah masalah, seperti jual beli kepala, harga terlalu murah alias diobral, zero dolar tourism, sampai maraknya pemandu wisata ilegal.
Jual beli kepala merujuk praktik pemberian komisi kepada agen perjalanan (travel agent) dari pemilik toko oleh-oleh di Bali berdasarkan jumlah turis yang mereka bawa ke toko tersebut.
Anggota Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA), Ronie Ibrahim menilai, bahwa fenemona tersebut belum tidak bersifat jangka panjang.
Meskipun, Ronie, mengakui dirinya belum mengetahui secara gamblang motif atau hitung-hitungan praktek paket wisata murah asal Cina tersebut.
“Walaupun memang sesuatu apapun yang berbeda sendiri dan bersifat murah akan merusak tapi saya rasa tidakkan banyak negara yang bisa ngerjain seperti itu. Maksudnya kan tidak mungkin orang Cina itu menawarkan investasi itu ke orang Inggris dan Italia,” ujar Ronie kepada KedaiPena.Com, Senin (10/12/2018).
Ronie pun menilai keberadaan efek praktek paket wisata murah dari Cina tersebut juga tidak selamanya memberikan efek negatif. Ronie mengatakan bahwa tidak semua lini bisnis di monopoli.
“Nomor satu mereka akan tetap makan di warung orang Bali yang berbeda setiap harinya. Lalu mereka akan tetap jalan dan sewa mobil dengan orang Bali,” tutur dia.
“Andai kata pun hotel investor Cina dan pada dasarnya mereka sudah investasi di Bali yang dimana semua akan berdampak kepada masyarakat langsung,” tandas Ronie.
Laporan: Muhammad Hafidh