KedaiPena.Com – Kebijakan wisata halal yang digagas oleh pemerintah saat ini tidak akan terlalu berdampak signifikan pada peningkatan jumlah wisatawan asing ke Indonesia.
Demikian disampaikan olehPakar Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), Heri Cahyadi saat berbincang dengan KedaiPena.Com.
“Karena masyarakat dunia sudah tahu bahwa Indonesia negara muslim. Restoran di Indonesia saja baru buka mesti mempunyai sertifikat halal,” ujar dia di Bandung, ditulis Minggu (27/5/2018).
Heri menyarankan, ada cara lain yang dapat dipakai untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing datang ke Indonesia.
Cara tersebut, yakin dia, akan dapat membuat target 20 juta wisatawan asing presiden Jokowi tercapai.
“Pertama buat daya tarik wisata baru, lalu promosi dan yang paling penting flight (penerbangan),” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, bahwa aspek flight menjadi sangat penting untuk penunjang target 20 juta wisatawan asing yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Heri mencontohkan salah satu destinasi wisata prioritas pemerintah yang gagal mengejar target jumlah wisatawan lantaran terjadi masalah penerbangan.
“Misalnya Danau Toba, ditarget sampai 2019 bisa mendapatkan 1 juta wisatawan asing, tapi flight internasional di Medan cuma Air Asia dan Malindo. Tahun 2017 saja jumlah wisatawan asing ke Danau Toba cuma 300 ribu,” papar dia.
“Jika kita berhitung dari Air Asia yang dari Johor dan Malindo dari Kuala Lumpur dengan pesawat Boeing 737 melakukan penerbangan membawa 200 orang per hari, dengan ‘load factor’ sehari 50 persen. Kita hitung, sampai 2019 mentok hanya 600 ribu wisman (yang hadir),” pungkas Heri.
Laporan: Muhammad Hafidh