KedaiPena.Com – Untuk mengetahui hasil survei telah benar dan tidak bias, hal pertama yang bisa dilakukan masyarakat adalah melihat kredibilitas lembaga survei dan peneliti yang terlibat di dalamnya.
Demikian disampaikan peneliti senior dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo kepada KedaiPena.Com, Jumat (25/3).
Karyono mengatakan ini lantaran kian banyak survei dari berbagai lembaga yang marak disiarkan menjelang Pilkada DKI 2017.
Masih kata Karyono, ada lembaga survei yang melakukan kesalahan metode pengambilan sampel atau kekeliruan wawancara. Sehingga data yang dihasilkan tidak akurat, bahkan condong untuk mendongkrak popularitas satu calon dalam sebuah pemilihan kepala daerah.
Padahal, jika metode, tahapan dan survei dilakukan dalam waktu yang berdekatan, Karyono mengatakan hasil survei antar lembaga tidak akan berbeda apalagi mengalami bias.
“Jika prosesnya benar, pasti hasil survei antar lembaga hanya memiliki selisih yang kecil, sekitar satu persen saja. Jadi tidak mungkin beda sendiri,” kata dia.
“Tapi kalau jumlah sampel sama, waktu riset berdekatan, namun hasilnya jauh berbeda, itu perlu dipertanyakan. Itu hasil surveinya berdasarkan kepentingan atau human error,” kata Karyono.
Untuk itu Karyono juga meminta para lembaga survei juga turut menyiarkan metode penelitian, jumlah responden, waktu riset, dan tahapan survei dalam laporannya yang disiarkan media agar tidak menyesatkan masyarakat.
(Prw)