KedaiPena.Com– Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Atas dasar itu, masyarakat di sektor selatan dan barat daya diminta mewaspadai potensi bahaya guguran lava Gunung Merapi.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. Gunung Merapi tercatat mengalami enam kali gempa APG, satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.045 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT).
“Kejadian tersebut bersamaan dengan turunnya hujan sehingga mengakibatkan hujan air berwarna kecoklatan di wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,” kata dia.
Ia melanjutkan, hujan air bercampur abu vulkanik juga melanda Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Hal itu seperti yang tergambar dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi pada periode 1-7 Desember 2023.
“Terpantau enam kali terjadi APG, yang terdiri dua kali ke arah selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur sejauh maksimal 1.300m dan empat kali ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Bebeng), dengan jarak luncur sejauh maksimal 3.000m,” papar dia.
Sementara itu, tegas dia, guguran lava teramati terjadi sebanyak 192 kali ke arah selatan dan barat daya. Suara guguran terdengar empat kali dari Pos Kaliurang dan Babadan.
“BPPTKG juga mencatat adanya kenaikan aktivitas magmatik yang ditunjukkan dengan tingginya intensitas kegempaan pada pekan pertama bulan Desember 2023 ini,” imbuh dia.
Laporan: Tim Kedai Pena