KedaiPena.Com – Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion ( IPO)
Dedi Kurnia Syah menilai, pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menilai bahwa pilkada sebaiknya dapat ditunda menunjukkan tidak berjalannya komunikasi di istana.
“Publik dapat menilai jika komunikasi di Istana sekalipun tidak sejalan. Padahal, Pillada adalah keputusan bersama antara pemerintah dan parlemen, menjadi sangat aneh jika dalam tubuh pemerintah sendiri tidak satu suara,” kata Dedi kepada awak media, Jumat, (23/10/2020).
Dedi melanjutkan, bukan hal baru ada silang pendapat antara Presiden dan pejabat negara lainnya, tidak terkecuali dengan Wapres.
“Setidaknya kondisi ini menjelaskan dua hal, pertama. Presiden semakin kokoh menjalankan peran one man show, minim koordinasi, alih-alih pembagian kewenangan yang jelas,” tegas Dedi.
Yang kedua, lanjut Dedi, Wapres mulai terbuka dan berani tampil ke muka umum dengan pandangan berbeda sekalipun.
“Hal ini bisa saja dalam posisi realitas, Pilkada memang mengkhawatirkan, setidaknya dari kacamata Wapres,” tandas Akademisi Universitas Telkom ini.
Diketahui, pernyataan Wapres Ma’ruf Amin yang menilai penyelenggaraan pilkada 2020 dapat ditunda terlebih dulu meskipun disampaikan saat merepons Najwa Shihab.
Najwa awalnya bertanya seputar sikap presiden dan wapres yang bersikeras tak menunda pilkada di masa pandemi karena anak-anaknya maju di pilkada 2020 ini.
Ma’ruf Amin sendiri menyebut incumbent berkepentingan agar Pilkada 2020 tetap digelar meski di tengah Covid-19.
Laporan: Muhammad Lutfi