KedaiPena.com – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan pihaknya sedang mengkaji pemberian insentif untuk sektor ritel agar daya saing industri tersebut meningkat.
Ia menyatakan rencana insentif itu diberikan mengingat potensi pengembangan sektor ritel masih cukup besar, serta merupakan industri yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat.
“Kami percaya bahwa ini masih bisa tumbuh besar. Makannya, kami juga sedang mengkaji apakah bisa diberikan insentif tambahan kepada sektor-sektor seperti ini supaya bisa lebih tumbuh di tahun depan atau beberapa tahun ke depan lagi,” kata Faisol, ditulis Rabu (18/12/2024).
Ia mengatakan dalam proses tindak lanjut kajian pemberian insentif tersebut pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta Kementerian Keuangan.
“Kami harus mengajak Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan untuk membahas lebih serius karena Kementerian Perekonomian punya beban tinggi dan Kementerian Keuangan hari ini juga harus kerja keras untuk mengumpulkan banyak sumber pemasukan baru,” ujarnya.
Wamenperin Faisol mengatakan pertumbuhan sektor ritel di tanah air saat ini sedang terganggu pertumbuhannya karena hambatan rantai pasok global.
“Beberapa bagian terganggu karena rantai pasok situasi global,” ujarnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, sektor ritel di tanah air dinilai tengah mengalami penurunan. Seperti halnya yang terjadi pada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart yang melaporkan menutup 400 gerai sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan indeks penjualan riil (IPR) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Februari 2024, IPR tercatat meningkat mencapai 214,1 atau tumbuh 6,4 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Kinerja penjualan ritel atau eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan sektor makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat secara tahunan yakni sebesar 9,1 persen. Peningkatan kontribusi ketiga sektor itu didominasi oleh pembelian yang dilakukan oleh kelas menengah dan generasi milenial.
Laporan: Ranny Supusepa