KedaiPena.Com – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyesalkan sikap Joko Widodo (Jokowi) yang belum menunjukkan simpatinya terhadap korban meninggal dunia akibat tragedi di Wamena, Papua.
Jokowi, lanjut Pangi, lebih memilih,
menyampaikan duka cita dan belasungkawa atas wafatnya mantan presiden Prancis, Jacques Chirac ketimbang pada rakyatnya sendiri.
“Warga asing beliau ucapkan duka cita yang mendalam, rakyatnya sendiri yang meninggal karena konflik, sedikit saja tidak ada kata belasungkawa. Mati nuraninya. Presiden siapa beliau ini? Melawak,” sesal Pangi di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Pria kelahiran Sijunjung, Sumatera Barat, ini menegaskan, Jokowi terkesan terlalu sibuk bicara kekuasaan, di tengah nyawa warga negara melayang. Padahal, kekuasaan hanya titipan.
“Begitu mudah nyawa melayang, senyap hampir tidak ada pemberitaan dari kata-kata. Sedikit rasa empati dan nurani atas nama kemanusian,” ujarnya.
Pangi pun meminta agar pemerintah dapat memastikan keselamatan nyawa warga perantau di Wanena, Papua, usai tragedi yang menelan korban nyawa dan harta benda tersebut.
“Ini nyawa harus diselamatkan karena masih banyak mereka yang terjebak di tempat pengungsian di Polres dan Kodim di sana, saya lihat dan dengar pesawat hercules sudah mulai bertahap mengevakuasi,” kata Pangi.
Pangi juga menyarankan agar Pemda Papua dan Pemda Sumbar, serta pejabat daerah lainnya untuk duduk bersama dengan kepala dingin, pikiran yang jernih, agar konflik ini tidak merembes ke mana-mana. Karena, kalau salah dikelola atau di-maintenance, resikonya sangat berbahaya.
“Resikonya tidak main-main, termasuk memberikan penjelasan sejujur-jujurnya bagi tokoh masyarakat dan adat di Minangkabau dan tokoh adat di Papua, berbicara terbuka, buka-bukaan apa adanya sehingga peristiwa tragedi Wamena ini terjadi,” pintanya.
Kendati demikian, Pangi mengaku pesimis terhadap peran pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan ini. Karena, bagaimana mungkin pemerintah pusat fokus menyelesaikan persoalan ini, ucapan duka cita dari Presiden Joko Widodo terhadap tragedi rakyatnya sendiri belum terdengar.
“Sampai hari ini, saya belum dengar Jokowi mengucapkan sedikit kata berduka cita, nurani presiden di mana? Padahal ini nyawa, beliau terlalu sibuk dengan mainan kekuasaannya, tapi nyawa disepelekan,” sesalnya.
Pangi pun menduga, alasan Jokowi tak memberikan ucapan belasungkawa kepada perantau, khususnya Minang, karena pada Pilpres 2019 lalu, kalah di Sumatera Barat.
“Kok pelit sekali bapak sebagai presiden mengucapkan sedikit kata-kata belasungkawa duka cita yang mendalam yang punya republik ini. Apakah karena bapak presiden dendam nggak dipilih orang Minang, lalu tragedi Wamena tak mau berkata sedikit empat dan duka. Hati-hati presiden, jangan main-main soal nyawa rakyat melayang demi NKRI ini,” tukasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh