KedaiPena.com – WALHI Sulawesi Tenggara meminta pemerintah untuk memperhatikan jatuhnya korban, dua pekerja dumping PT Indonesia Guang Ching Nickel And Stainless Industry, yang berada dalam kawasan pertambangan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.
Diinformasikan oleh WALHI Sulteng, kedua korban meninggal dunia tersebut, Arif dan Masriadi adalah karena patahnya alat dumping yang mereka operasikan patah. Sehingga mengakibatkan mereka ikut tertimbun setelah dumpingan tersebut longsor bersamaan dengan dua kendaraan operasional.
Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sulteng, Aulia Hakim menyebutkan kejadian ini bukanlah kali pertama kecelakaan kerja terjadi di kawasan pertambangan.
“Sebelumnya, kecelakaan kerja juga terjadi di kawasan pertambangan milik PT Gunbuster Nickel Industri, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada 22 Februari 2022 lalu. Yang mengakibatkan dua pekerja meninggal dunia, Nirwana Selle dan I Made Defri, akibat ledakan yang terjadi di kawasan tungku pabrik smelter. Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu pemogokan masal dari para pekerja akibat lalainya penegakan keselamatan kerja di lingkungan industri,” kata Aulia, dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).
Ia menyatakan WALHI Sulawesi Tengah telah mencatat, peristiwa serupa terus berulang terjadi.
“Beberapa hari yang lalu saja, banyak pekerja yang terseret arus banjir yang melanda kawasan industri PT IMIP, juga menggenangi pemukiman warga. Peristiwa bencana ekologis dan kecelakaan kerja yang terus menerus terjadi di setiap saat adalah bentuk tidak adanya jaminan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja dan masyarakat yang hidup berdampingan dengan kawasan tambang di Morowali dan Morowali Utara,” ucapnya.
Seperti diketahui, PT IMIP sendiri adalah sebuah perusahaan raksasa hasil dari patungan modal Tsingsang Group bersama PT Bintang Delapan Mineral.
Kawasan megaproyek mulai beroperasi sejak tahun 2014, memiliki luas kawasan 142.000 ha (potensi pertambangan kawasan IMIP) yang mencakup produksi pabrik smelter dan konsesi pertambangan.
Megaproyek IMIP ini didanai oleh bank, termasuk China Eximbank dan HSBC China, pendana terbesarnya ialah China Development Bank, yang membiayai, antara lain untuk pabrik manufaktur dan pembangkit listrik tenaga batubara dengan kapasitas mencapai 2000 MW dari total 8 unit yang telah beroperasi.
Aulia Hakim menegaskan bahwa WALHI Sulteng mengecam keras pengabaian secara terus menerus yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Daerah baik Gubernur Rusdi Mastura maupun Pemerintah Kabupaten Morowali atas praktik buruk perusahaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa para pekerja dan bencana ekologis bagi masyarakat.
“Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Daerah tidak boleh menunda lagi untuk memberikan sanksi hukum bagi pelaku usaha yang banyak telah melakukan pelanggaran HAM dan menyebabkan bencana ekologis. Mau sampai berapa banyak korban nyawa melayang, mau berapa banyak lagi rumah warga yang terendam banjir akibat ulah perusahaan ini. Tidak ada jaminan pemulihan atas kerugian yang ditanggung oleh warga sampai saat ini,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa