KedaiPena.Com – Salah satu sumber sampah kota Jakarta adalah pasar yang jumlahnya kurang lebih 153 unit pasar. Besarnya sampah pasar saat ini kurang lebih 563 ton perhari atau sekitar 8,5% sampah kota Jakarta yang kurang lebih berjumlah 7.500 ton perhari.
Demikian dikatakan Adrie Charviandi, Dewan Daerah Walhi Jakarta kepada KedaiPena.Com, Rabu (5/2/2020).
“Berdasarkan analisis timbulan dan komposisi jenis sampah plastik keras sekitar 1,34% dan kresek, kantongan sekitar 7,41% masing-masing pasar punya kekhususan barang dagangan. Karakteristik timbulan dan komposisinya unik tidak bisa disamakan,” kata dia.
Pengurangan dari sumber dengan bank sampah atau sejenisnya, lanjut dia, tidak akan efisien untuk solusi jangka pendek. Namun untuk jangka panjang, perlu dicoba dan dilakukan sehingga adanya prioritas pewadahan terpilah.
“Selain daripada itu perlu dilakukan kegiatan sosialisasi dengan masif baik dengan pengumuman maupun dengan penyuluhan terpadu penggunaan kantong belanja ramah lingkungan sehingga dapat memastikan sistem berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Guna menjalankan amanat Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, perlu komitmen dari semua ‘stakeholder’ yang ada. Karena bagaimanapun Perumda Pasar Jaya, sebagai pengelola pasar di Jakarta sebagai pengelola tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dan komitmen dari para pedagang.
Hal ini dapat menjadikan program Perumda Pasar Jaya dalam pengelolaan sampah mandiri ke depannya. Jadi Pasar Jaya tidak boleh hanya melarang penggunaan sampah plastik, tapi membuat ‘blue print’ pengelolaan sampah secara komprehensif dan melibatkan semua ‘stakeholder’.
“Pergub DKI merupakan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan guna mengurangi beban pencemaran lingkungan yang terjadi. Pemerintah tetap harus melakukan perbaikan dalam manajemen dan tata kelola sampah di darat,” sambungnya.
Masyarakat juga harus mendukung program tersebut dengan bijak dalam cara pakai dan cara buang plastiknya. Selain itu masyarakat juga harus jeli, teliti dan hati-hati dalam pemilihan produk ramah lingkungan. Karena semakin ke sini banyak produk yang mengklaim bahwa mereka ramah lingkungan.
“Selain itu para pedagang dan pengusaha juga harus melakukan perbaikan dalam memperjualbelikan produknya yang menggunakan plastik,” lanjutnya.
Dalam pengamatan Adrie, sampai saat ini beberapa produk kantong plastik mengklaim sebagai produk ramah lingkungan banyak beredar di lapangan. Padahal produk itu belum tentu teruji dengan baik.
“Dalam arti apakah produk tersebut terurai dengan baik atau malah terfragmentasi menjadi mikroplastik. Beberapa produk kantong plastik juga mengklaim kalau produk mereka mampu terurai dalam 2-5 tahun. Padahal kalau dihitung-hitung jika dalam 1 hari pabrikan dapat menghasilkan 1000 lembar kantong plastik, maka berapa jumlah lembar kantong plastik yang beredar dalam 2-5 tahun ke depan? Karena akan tetap menjadi gunungan sampah kantong plastik,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi