KedaiPena.com – Di tengah gejolak ekonomi global saat ini, Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menyatakan kondisi Indonesia masih baik, Karena peningkatan harga komoditas.
Pengamat Ekonomi dari IDEAS Askar Muhammad mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini bisa dibilang cukup beruntung.
“Kita memperoleh berkah luar biasa melalui kenaikan harga komoditas. Hal ini yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II kemarin secara Y-o-Y mencapai 5,44 persen,” kata Askar, Senin (17/10/2022).
Tapi, ia menyatakan Indonesia harus mewaspadai kondisi Tiongkok, selaku salah satu mitra dagang besar Indonesia.
“Kondisi ini tidak akan berlangsung lama karena mitra dagang kita, terutama Tiongkok mulai mengalami gangguan pertumbuhan,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa ekspor Indonesia ke Tiongkok mulai menurun signifikan, meskipun pangsa pasarnya masih yang terbesar dan kondisi ini memungkinkan ke depan permintaan semakin turun.
“Penyebab pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal II kemarin cukup impresif adalah karena adanya dorongan kenaikan harga komoditas unggulan kita seperti batubara, minyak sawit, bijih besi, nikel, dan sebagainya,” ujarnya.
IDEAS memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan cukup moderat pada rentang 5,1 – 5,3 persen Y-o-Y. Penyebab pertama adalah performa ekspor yang cukup baik.
“Terlebih, Purchasing Manager Index Sektor manufaktur kita yang terus membaik hingga pada tingkat 53,7 pada September 2022. Hal ini menunjukan sektor manufaktur kita sedang melakukan ekspansi,” ujarnya lagi.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tidak akan mencapai 6 persen sebab pertumbuhan daya beli masyarakat masih cukup tersendat. Selama kuartal III ini, tingkat inflasi inti masih berada pada kisaran 2,87 persen hingga 3,22 persen yang mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat.
“Tak bisa dipungkiri, sekitar 60 persen perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik masyarakat. Lemahnya daya beli berpengaruh signifikan terhadap daya dongkrak perekonomian. Apalagi pada September 2022 lalu, pemerintah telah menyesuaikan subsidi terhadap BBM. Alhasil, inflasi umum pada September 2022 secara yoy adalah sebesar 5,95 persen,” jelasnya.
Laporan: Ranny Supusepa