KedaiPena.com – Memasuki tahun 2022, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan kesiapannya untuk mengawal tiga program prioritas KKP. Yakni, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap WPP untuk keberlanjutan ekologi, pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Plt. Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro menyatakan keterbatasan anggaran yang dimiliki di tahun 2022 tidak boleh menjadi hambatan dalam berkinerja. Solusinya adalah dengan menggandeng berbagai pihak untuk melakukan kerja sama yang saling menguntungkan bagi para pihak mengacu peraturan perundangan yang berlaku.
“Di tahun 2022, BRSDM akan terus memperbaiki dan meningkatkan apa yang dicapai di tahun 2021 serta mengakselerasikan kegiatan-kegiatan untuk mendukung ketiga program prioritas KKP. Mudah-mudahan dengan keterbatasan yang ada, bisa diambil suatu hikmah dan melakukan kolaborasi dengan banyak pihak untuk mencapai target yang ditetapkan. Tahun 2022 ini juga, semua Satker fokus dalam proses pencapaian indikator kinerja utamanya. Dilakukan evaluasi secara terus-menerus, sehingga bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sehingga target ini bisa terkawal dengan baik,” kata Kusdiantoro, Selasa (4/1/2021).
Ia menyampaikan, BRSDM juga akan terus menjadi institusi yang bisa mengawal semua program KKP dengan baik, dengan mengusung semangat akselerasi yang diadaptasi oleh seluruh pegawai untuk menjadi tim yang kuat.
“Tahun 2022 ditargetkan menjadi tahun yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan sehingga menjadi suatu organisasi yang menuju kepada kesempurnaan,” pungkasnya.
Untuk 2022, Kusdiantoro menyebutkan BRSDM telah menetapkan target-target indikator kinerja utama, antara lain 8.535 peserta pendidikan vokasi, 41.000 kelompok, 4.960 peserta Diklat aparatur, 4 model sosial ekonomi, 15 teknologi hasil riset perikanan, 12 data dan/atau informasi sumber daya kawasan pesisir, 36 penelitian dan pengabdian pendidikan tinggi, 25.000 peserta pelatihan masyarakat, 6 riset pengolahan produk dan bioteknologi, stock assessment 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) laut, stock assessment 4 WPP perikanan darat, serta 2 data dan informasi karakteristik dan dinamika laut di WPP.
“Tahun 2022 kita mulai hari ini sudah beraktivitas. Menteri Kelautan dan Perikanan sudah menetapkan bahwasanya tahun 2022 sebagai tahun accelerate, bagaimana semua program bisa diakselerasikan dengan baik, bisa mendongkrak atau mendukung ketiga program prioritas KKP,” pungkasnya.
Laporan : Natasha