KedaiPena.com – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengingatkan sejumlah tantangan yang dihadapi industri perbankan nasional saat ini, salah satunya dukungan kebijakan untuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi atau post pandemic policy responses.
Tantangan lainnya, kata Dian, antara lain spillover effect tensi geopolitik yang masih tinggi sehingga mendorong volatilitas harga komoditas dan energi, lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga era higher for longer, serta adanya potensi perlambatan ekonomi.
“Juga ada faktor perkembangan yang sangat luar biasa dalam konteks digitalization, berupa percepatan digitalisasi dan emerging technology serta aspek kesiapan industri baik dari sisi people, dari proses, dan teknologi,” kata Dian salah satu acara di Jakarta, ditulis Sabtu (27/7/2024).
Risiko yang terkait dengan iklim (climate related risks) juga menjadi tantangan selanjutnya yang dihadapi perbankan. Hal ini, jelas Dian, berupa risiko keuangan sebagai dampak perubahan iklim serta upaya untuk mencapai target net zero emission.
“Selain itu, ada tiga isu struktural yang mengemuka di industri perbankan. Pertama, tuntutan penguatan struktur industri agar lebih berdaya saing, baik melalui pemenuhan modal minimum serta penguatan manajemen risiko,” ujarnya.
Isu struktural kedua, yaitu akselerasi transformasi digital terkait dengan ancaman risiko siber yang semakin beragam, yang membutuhkan kesiapan infrastruktur mendasar serta kolaborasi dan konektivitas bank.
“Terakhir, adanya tuntutan perbankan agar lebih kontributif dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya terkait dengan pemenuhan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial, target pertumbuhan perekonomian regional, dukungan terhadap ekonomi hijau, mitigasi risiko iklim atau climate risk dan pendalaman pasar keuangan,” ujarnya lagi.
Tapi ia menyatakan walau industri perbankan menghadapi berbagai tantangan, Dian mengatakan bahwa kinerja dan ketahanan perbankan tercatat masih sangat solid.
“Didukung oleh likuiditas yang masih ample dengan permodalan yang juga sangat kuat,” tandasnya.
Disampaikan, per Mei 2024, sektor perbankan masih mencatatkan kinerja positif dan tumbuh secara berkelanjutan. Kredit tetap tumbuh double digit sebesar 12,15 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.376 triliun serta dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,63 persen yoy menjadi sebesar Rp8.699 triliun.
Capital adequacy ratio (CAR) perbankan tercatat di level yang relatif tinggi, yaitu sebesar 26,22 persen pada Mei 2024. Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,34 persen per Mei 2024. Loan at risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,75 persen per Mei 2024.
Laporan: Ranny Supusepa