SEDIKIT demi sedikit topeng Ahok mulai terbongkar secara alami. Betul kata petuah lama, bahwa kebohongan tidak akan pernah sempurna. Ahok sang “Megalomaniak” kekuasaan semakin hari semakin masuk ke lubang yang dia ciptakan sendiri.
Masyarakat Jakarta semakin sadar bahwa Ahok miskin Prestasi dalam menangani persoalan kota. Jakarta sebagai juara macet Asia, busway bobrok dan tak ada peningkatan kualitas, ruang publik dan RTH yang dirampas para pengembang properti tak bisa ditutupi oleh lisptik media.
Drama yang dia ciptakan bahwa dia pemimpin yang dijegal oleh para koruptor memasuki babak baru. Korupsi Pembelihan lahan Sumber Waras adalah tamparan bagi citra ahok yang penuh bedak.
Fitnah adanya sabotase kulit kabel dalam banjir Jakarta menemukan jalan kebenarannya sendiri. Para Ahokers terdiam mulutnya tersumpal kulit kabel, korupsi sumber waras, juara macet Asia, Reklamasi Teluk Jakarta, Busway bobrok.
Ahok mulai panik, sadar survei elektabilitasnya terus menurun dan para the “Jakartans” semakin muak dengan perilaku dan kinerja buruk Ahok. Gerilya politik di akar rumput terus berjalan. Ahok berusaha menggerakan perangkat birokrasi, tapi sayang waktu anda sudah habis Ahok.
Oleh Aditya Iskandar, Presidium Solidaritas Untuk Pergerakan Aktivis Indonesia (SUROPATI)