KedaiPena.com – Pemerintah diminta untuk menyusun strategi dan kebijakan jangka panjang, untuk memperkuat semua elemen di sektor pertanian, untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia, demi mengantisipasi risiko krisis pangan yang saat ini mencuat di tatanan global.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Fraksi PKB, Anggia Erma Rini menyatakan bahwa memang benar kenaikan harga pangan selalu terjadi di saat bulan Ramadhan dan jelang hari Idul Fitri.
“Tapi untuk kali ini, kenaikan harga diperparah karena sebelum bulan Ramadhan, harga pangan sudah luar biasa tinggi. Salah satunya sebab, mungkin karena El Nino, yang menyebabkan panen mundur,” kata Anggia.
Ia menyatakan, langkah impor yang diambil pemerintah, yang ditujukan untuk menstabilkan harga, ternyata belum berhasil menurunkan harga pangan. Dalam hal ini beras.
“Seharusnya ada langkah yang lebih baik lagi, strategi yang lebih tepat lagi. Karena impor itu hanya penyelamatan sesaat, tidak mengurai akar permasalahannya,” ujarnya.
Anggia menyampaikan pemerintah seharusnya melakukan strategi atau kebijakan jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.
“Mulai dari kesiapan infrastruktur, misalnya, bibit berkualitas yang sesuai dengan kultur lahan, ketersediaan pupuk, pengelolaan lahan pertanian secara modern, hingga ketersediaan lahan. Jangan sampai lahan pertanian, dengan alasan pembangunan, beralih fungsi,” ujarnya lagi.
Ia menyatakan langkah diversifikasi pangan memang tidak mudah, karena masyarakat selama ini sudah “diberas-berasin” selama puluhan tahun.
“Tapi bukan berarti tidak bisa. Pemerintah harus mendukung untuk mengembangkan produk lokal, pangan berbasis local wisdom. Itu semua kan harus diangkat. Dan butuh intervensi dari pemerintah untuk memperkenalkan selain beras. Kan ada jagung, sagu, sorgum,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa