KedaiPena.Com – Kondisi lahan pertanian Kota Tangerang Selatan dinyatakan lebih dari 70 persen diambil oleh pengembang. Toral ada sebanyak 217 hektar lahan yang diambil sejak tahun 2011.
Hal tersebut dikatakan Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Febri Putra. Ia mengatakan lebih dari 98 persen lahan pertanian di Kota bertajuk Cerdas, Modern dan Religius tersebut telah beralih fungsi.
“Saya tahun 2011 disini (BPP), awal masuk 2011. Lahan pertanian disini, kurang lebih ada 220 hektar sawah di Tangsel, sekarang abang mau tau ada berapa? Tersisa 3 hektar. Memang diambil pengembang. Lebih dari 70 persen lah yah, di pengembang semua,” ujarnya kepada KedaiPena.Com, Selasa, (12/10/2021).
Sempitnya lahan pertanian di Kota Tangsel, Febri mengaku, tidak membuat dirinya menyerah dalam hal mengembangkan komoditi pertanian masyarakat.
Saat ini, tegas dia, ada sekitar 112 gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang didominasi Kelompok Wanita Tani (KWT), terbentuk di Kota Tangsel.
“Saat ini, kita punya 112 kelompok tani yang mendominasi adalah KWT. KWT kita sudah berhasil membuat olah daun kelor menjadi coklat dan teh. Menggunakan sistem hydroponik dan aquaponik. Juga, memakai lahan yang ada disini, untuk sama sama membudidayakan semua jenis komoditas,” imbuhnya.
“Disini sudah terorganisir dalam kelompok tani. Disini juga ada Komunitas Anggur Tangsel (KAT). Itu dibawah naungan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) yang dibawah Kementerian Pertanian (Kementan). Kedepannya nanti dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) mau budidaya cacing sutera,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, jika pibaknya terus berkoordinasi dengan KTNA soal upaya upaya membangun komoditas lainnya, selain anggur.
Bahkan, Febri menyatakan, saat di beberapa daerah terjadi lonjakan harga bawang dan cabai, Kota Tangsel tidak terlalu merasakan dampaknya.
Pasalnya, BPP dan KTNA memberikan pelatihan kepada masyarakat, juga memberikan lahan balai pertanian yang terletak di Jalan Pertanian nomor 1, Kelurahan Jombang, Ciputat tersebut, guna menanam bawang dan cabai.
“Pada saat kemarin kita lagi naik harga bawang dan cabe, di Tangsel tidak merasakan itu (harga mahal), karena kenapa? Ibu-ibunya sudah bisa panen bawang dan cabai sendiri. Dengan lahan yang kecil pun, kita sudah bisa menanam dan memanen bawang dan cabe,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan