KedaiPena.Com- Pemerintah diminta agar dapat lebih serius lagi menangani persolan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kini tengah menjangkiti hewan-hewan ternak di tanah air. Pasalnya, wabah PMK berdampak negatif terhadap keberlangsungan usaha para peternak dalam negeri.
“Peternak hewan Sapi, Kerbau, Kambing sangat gelisah dengan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Wabah ini jelas berdampak terhadap keberlangsungan usaha para peternak kita. Kondisi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut mesti ada solusi konkret,” ungkap Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra Abdul Wachid, kepada wartawan, Senin (12/06/2022).
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) ini melanjutkan, jelang hari raya Idul Adha para peternak punya harapan tinggi akan hasil ternaknya untuk kemudian dijual.
“Hari raya Idul Qurban kurang 26 hari lagi. Tapi dengan adanya wabah PMK, hasil ternak mereka sulit untuk dijual karena masyarakat mungkin merasa was-was dengan adanya wabah PMK ini. Pemerintah mestinya peka akan kondisi semacam ini,” tegas Wachid.
Wachid mengungkapkan, para peternak di daerahnya semakin gelisah ketika pemerintah daerah memberlakukan kebijakan penutupan pasar hewan imbas wabah PMK.
“Pasar hewan dibeberapa daerah seperti Kudus, Jepara, Grobogan, Pati, Demak, Kendal di tutup. Informasinya atas perintah Pemda. Jelas ini semakin membuat kebingungan para petani dan pedagang ternak,” jelas dia.
Bahkan, kata dia lagi, dibeberapa daerah para petani peternak dan pedagang terpaksa melakukan transaksi penjualan di pinggir jalan di depan pasar hewan.
“Misalnya di pasar hewan Tiban para petani peternak dan pedagang melakukan transaksi jual beli di luar pasar saking sepinya pembeli. Kegiatan tersebut akibatnya menimbulkan kemacetan lalu lintas dan sangat berbahaya. Petani peternak terpaksa melakukan ini karena kebutuhan hidup mereka,” ujarnya.
Wachid pun berharap agar Negara dapat hadir dalam mewujudkan kebijakan yang peduli terhadap nasib para peternaknya.
“Pemerintah harus buat kebijakan tegas misalnya memperketat aturan import hewan dan import daging dari luar negeri, pintu masuk diperketat, dan larangan import dari negara yang hewannya terindikasi punya PMK,” tutur Wachid.
Selain itu, Wachid juga meminta agar pemda tidak hanya menutup pasar hewan dalam mengatasi wabah PMK ini. Mestinya, saran dia, pemda punya alternatif lain selain menutup pasar hewan yang justru mematikan pendapatan warganya dalam hal ini para peternak.
“Gubernur, Bupati, Walikota harusnya menginstruksikan Dinas Pertanian Peternakan dan Dokter, Mantri hewan untuk melakukan sosialisasi soal wabah PMK,” imbuh Wachid.
Wachid berharap, mereka juga harusnya melakukan checking kesehatan ternak di sentra ternak juga petani peternak secara berkala. Ia mengatakan, apabila petani peternak dan pedagang ternak menjual hewan kurban benar-benar hewan yang sehat.
“Jadi gak cukup Pemda hanya sebatas buat aturan di atas kertas tanpa lihat fakta dilapangan yang sesungguhnya. Fakta di mana para peternak kita tengah menjerit dengan adanya wabah PMK ini,” pungkas Wachid.
Laporan: Muhammad Hafidh