BANYAK di antara kita yang sangat akrab dengan perangkap tikus, apa gunanya, dan bagaimana menggunakannya. Mungkin sedikit yang tahu, sebenarnya banyak sekali tipe dan jenis perangkap tikus yang tersedia di pasaran namun cara kerjanya relatif sama dan semua orang bisa menggunakannya untuk menangkap tikus secara berulang-ulang.
Saat bekerja di sebuah bank swasta, saya pernah berkenalan dengan seorang kolektor perangkap tikus sekaligus konsultan keuangan yang bernama Mas Gempol. Dengan fasih dan semangat Gempol menjelaskan kepada kami semua betapa menariknya cara kerja puluhan perangkap tikus koleksi miliknya.
Ketika itu semua rekan saya berpikir bahwa Gempol adalah orang yang pandai, dia sudah mengoleksi banyak gelar akademis, termasuk sertifikasi khusus lainnya serta jago bermain musik. Hanya sedikit orang yang mengetahui, bahwa sebenarnya Gempol sedang memasuki sebuah masalah yang rumit.
Karir dan kehidupan Gempol semakin maju dan terus melesat, hal ini mungkin membuat orang lain sedikit cemburu dengan kesuksesannya. Tapi lucunya bagi Gempol pribadi, dia merasa kalau kehidupan justru telah melewati dirinya dengan cepat.
Beberapa teman dan rekannya, yang dulu terlambat menyelesaikan sekolah atau belum lulus sertifikasi lanjutan, secara perlahan namun pasti mulai dapat mengejar bahkan mampu melewati karir dan kehidupan Gempol.
Dalam beberapa kali curhat dengan saya, Gempol bercerita kalau dirinya sudah menjadi pribadi yang sukses. Secara pekerjaan dia berhasil menjadi seorang manajer muda di sebuah anak usaha BUMN ternama, berlibur ke manca negara bahkan menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah yang dia anggap sebagai simbol kesuksesan.
Kuping dan hati Gempol sering panas saat mendengar beragam kisah sukses dari teman lama atau rekan di sekelilingnya. Yang tidak kalah mengejutkan adalah ternyata Gempol juga iri dengan kesuksesan serta kemajuan karir istrinya sendiri yang saat itu bekerja di sebuah perusahaan asuransi asing.
Jadi suatu hari Gempol memutuskan kalau dia ingin memiliki lebih banyak lagi, lebih banyak uang, pangkat yang lebih tinggi, harta benda yang lebih mahal untuk menunjukkan siapa jati dirinya kepada dunia. Sayang sekali cara yang dia tempuh tidak etis, sarat tipu daya, merugikan perusahaan tempatnya bekerja, bahkan untuk mencapai hasratnya Gempol tega menyakiti perasaan dan memusuhi orang-orang yang sudah membantu dirinya sejak dulu.
Gempol jelas tidak sadar kalau dirinya sudah masuk ke dalam perangkap besar. Sebenarnya Gempol adalah orang yang sudah diberikan banyak keberuntungan untuk berkelana di kehidupan dunia, namun pandangan dirinya tentang arti kesuksesan sangat sempit.
Sunguh ironis bagi Gempol seorang yang telah mengoleksi berbagai tipe perangkap tikus namun dia masih belum dapat memahami substansi serta makna hakiki dari sebuah perangkap. Rumah besar, mobil mewah, jabatan tinggi, harta dan semua materi yang Gempol kejar di dunianya hanyalah perangkap kesuksesan di kehidupan nyata.
Makna kesuksesan dalam kehidupan adalah tentang berapa banyak orang yang berhasil menjadi pribadi yang lebih baik atau bahagia berkat pengetahuan, jabatan atau pertolongan yang telah kita berikan sebagai pribadi dan sesama manusia.
Seseorang tidak pernah tahu pertolongan kecil yang kita berikan dari waktu ke waktu. Terkadang, pertolongan kecil tadi dapat membuka sebuah pintu, dan pintu ini akan membuka banyak pintu-pintu kecil yang lain. Sebuah pintu yang dapat membebaskan orang-orang dari perangkap gelap kehidupan, sebuah putaran nasib bisa terjadi pada kita semua, dan seseorang tidak pernah tahu.
Oleh Ivan Taufiza, Penulis Buku Membangun SDM Indonesia Emas dan pengasuh kolom Vere Humanum