MENGAPA kita selalu terburu-buru? Kita harus bangun di pagi hari dan bergegas untuk bersiap-siap pergi bekerja, kalau perlu kita makan sarapan di tengah perjalanan sambil menjawab email, sms, wa atau pesan di ponsel tentang hal-hal yang sepertinya tidak bisa menunggu sampai kita tiba di kantor.
Kita melihat bahkan mengalami sendiri, dimana setiap orang yang tinggal dan bekerja di kota besar selalu terburu-buru. Mengapa mereka terburu-buru untuk pergi bekerja? Mereka ini sudah bekerja jauh lebih baik, rajin dan tekun daripada saya.
Di tempat kerja, mereka juga terburu-buru. Tidak peduli berapa banyak pekerjaan yang sudah dilakukan tapi rasanya tidak pernah ada waktu yang cukup. Mereka bergegas menyelesaikan tugas melalui “to do list” yang panjang agar bisa segera pindah dan menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.
Stres terkait pekerjaan akan meningkatkan kemungkinan terkena penyakit stroke, serangan jantung, dan bahkan kematian, tapi mereka tidak punya waktu untuk khawatir tentang itu karena kita semua sedang terburu-buru.
Mungkin mereka terburu-buru menyelesaikan pekerjaan supaya bisa makan siang dengan nyaman. Karena paginya tidak sempat sarapan karena kita tidak punya waktu. Ternyata mereka juga harus terburu-buru saat makan siang supaya bisa segera kembali bekerja.
Orang yang sama tadi terburu-buru di pagi hari untuk berangkat kerja ternyata juga terburu-buru untuk kembali pulang ke rumah di malam hari. Kita pikir mereka ini adalah orang-orang yang menyenangi pekerjaannya.
Ternyata mereka hanya orang yang senang kalau berada dalam suasana serba terburu-buru. Kondisi lalu lintas yang macet adalah mimpi buruk bagi semua orang yang sudah terburu-buru ingin pulang. Lalu apa yang akan mereka lakukan saat tiba di rumah.
Mereka biasanya sudah tidak punya waktu lagi untuk menyiapkan dan memasak makan malam yang lengkap. Kalau pun harus memasak sendiri, sebagian bahan makanannya sudah disiapkan sebelumnya sehingga makan malam bisa segera disantap.
Mereka tidak bisa lagi hidup tanpa microwave untuk menghangatkan atau mempersiapkan segala menu makanan terutama saat kita sedang terburu-buru.
Bagaimana jika mereka sedang terburu-buru, sudah lapar ingin segera makan di rumah makan tapi harus menunggu? Jika antrian terlalu panjang atau menunggu terlalu lama, mereka memilih pergi untuk mencari rumah makan yang lain.
Jika makanan yang sudah mereka pesan lama atau terlambat datang, mereka bergumam dan mengeluh karena sudah menunggu terlalu lama. Pelayanan yang baik sekarang ini sudah sama pentingnya dengan makanan yang baik, dan pelayanan yang baik berarti layanan tepat waktu untuk orang yang sibuk terburu-buru.
Jika masih ada pekerjaan lain yang masih harus dilakukan, maka mereka akan bergegas untuk meminta kepada pelayan agar makanan tadi dibungkus untuk segera dibawa pulang. Saat mereka berbelanja dan menunggu antrian di kasir toko, mereka juga mengeluh karena sedang terburu-buru.
Beberapa toko sudah menyediakan line express atau jalur cepat untuk orang yang terburu-buru dan tidak membeli barang dalam jumlah banyak. Di luar negeri saat ini toko sudah menyediakan sarana do-it-yourself checkout untuk orang-orang yang terburu-buru untuk pergi melalui jalur ekspres.
Mereka hidup di jalur cepat, yang selalu terburu-buru. Mereka menggunakan email dan mengirim pesan instan melalui smartphone. Mereka sudah tidak punya waktu untuk menjawab telepon secara langsung, maka mereka memakai voice message untuk menjawabnya.
Mereka semua sibuk, memakai push mail, chat, overnight delivery service dan toko 24 jam dan seterusnya. Mengapa? Karena sedang terburu-buru! Hidup di zaman yang serba cepat, informasi harus real time, maka demikian juga dengan diri mereka. Terlepas dari sudah berapa banyak alat, mesin, gadget dan seterusnya yang mereka pakai untuk bisa menghemat waktu, ternyata mereka tetap tidak pernah punya waktu yang cukup.
Mungkin itu sebabnya saya juga harus berhenti menulis sekarang. Karena saya harus bertemu dengan klien. Nah anda pasti dapat menebak…. Iya benar, klien saya juga sedang terburu-buru.
Oleh Ivan Taufiza, Pengasuh Kanal Vere Humanum