SAAT itu saya sedang asyik mengikuti sebuah tur yang diselengarakan salah satu media untuk mengenal lebih jauh tentang suasana dan lingkungan dalam Istana Negara yang megah. Anehnya saat itu mendadak saya terbawa masuk ke dalam suasana masa silam.
Saya yakin kalau sudah pernah mengalami pengalaman yang sama persis dengan yang dialami detik itu juga. Pemandangan di sana, wangi dan suasana yang ada, hingga ke warna baju orang-orang yang tengah bekerja di tempat yang indah tersebut.
Saya merasa pernah melihat, mengetahui bahkan mengalami semua hal yang ada di Istana sebelumnya. Tapi kapan dan di mana, saya tak bisa mengingatnya kembali.
Saya hanya satu dari berpuluh juta orang di dunia ini yang sedang mengalami deja vu. Sebuah keadaan dimana kita mengalami adanya kesamaan pengalaman saat ini dengan masa lalu yang sulit dijelaskan.
Kesamaan pengalaman dalam deja vu ini bersifat keseluruhan, hingga setiap detail terkecil, mirip sekali dengan yang pernah dialami seseorang di masa lampau. Tapi pengalaman ini selalu disertai dengan perasaan tidak nyata.
Menurut hasil survei yang dilansir oleh Scientific American, kebanyakan orang pernah mengalami deja vu. Lebih dari 70 persen responden menjawab mereka pernah mendapatkan pengalaman deja vu, minimal sekali dalam seumur hidupnya.
Hingga hari ini, penelitian tentang pengalaman misterius ini masih terus dilakukan. Dan mirip dengan mimpi, deja vu sulit dijelaskan dengan sederhana. Bahkan beberapa kalangan berpendapat bahwa deja vu merupakan bukti adanya reinkarnasi.
Reinkarnasi adalah konsep filosofis bahwa setelah manusia meninggal dunia maka jiwanya akan hidup kembali dalam sebuah raga yang baru. Berasal dari bahasa Latin, reincarnation yang secara literal berarti ‘memasuki raga lagi’ atau ‘perpindahan jiwa’. Banyak penelitian telah menyatakan bukti adanya reinkarnasi manusia di dunia.
Saya pribadi sering mengalami peristiwa deja vu. Saya juga percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan dan yakin sekali kalau kejadian deja vu memiliki kaitan dengan reinkarnasi.
Salah satu peristiwa deja vu yang paling nyata adalah ketika saya berada di dalam Istana Negara tadi. Saat itu, secara tiba-tiba energi dalam diri membuka simpul batin dan membawa saya ke dalam alam bawah sadar bahwa saya memang pernah berada di tempat tersebut pada masa lalu.
Dari sensasi spiritual tersebut, telah membuat saya semakin yakin tentang reinkarnasi, secara logika sulit menjawab mengapa saya bisa begitu nyaman, sangat familiar bahkan tahu persis, lokasi dan ruangan-ruangan, pintu-pintu kuno hingga ke sudut bangunan yang luasnya lebih dari 2.400 m² ini.
Kalau saya begitu familiar dengan Istana Negara, lalu siapakah diri saya sebelum reinkarnasi? Apakah saya seorang tokoh atau pejuang kemerdekaan yang pernah tinggal disana?
Terus terang memikirkan hal ini telah membuat saya besar kepala. Saya yakin kalau di kehidupan masa lalu diri saya sejatinya merupakan bagian dan terlibat langsung dengan sejarah penting bangsa ini.
Sampai akhirnya saya menemukan fakta yang sangat mengejutkan! Menurut catatan sejarah pada tahun 1829 di Istana ini Gubernur Jenderal Graaf Van Den Bosch membuat kebijakan sistem kerja paksa atau cultuur stelsel, sistem yang menguntungkan pundi-pundi pemerintah kolonial dan menciptakan kesengsaraan para petani selama puluhan tahun lamanya.
Inilah jawaban yang selama ini saya cari, mengapa sekarang saya menjalani profesi sebagai praktisi Senior SDM tapi anehnya kerap mengalami deja vu ketika berada di dalam Istana Negara.
Ternyata sebelum reinkarnasi alias di kehidupan sebelumnya, saya adalah seorang perwira SDM Hindia Belanda yang turut membuat kebijakan sistem kerja paksa.
Oleh Ivan Taufiza, Pengasuh Kanal Vere Humanum