KedaiPena.Com – Penggagas dan pendiri utama Partai Demokrat, Vence Rumangkang, kembali menegaskan partai yang ia dirikan tersebut bukan partai keluarga Susilo Bambang Yudhoyono.
“Untuk pernyataan-pernyataan yang dilontarkan terkait kepemilikan atau pendiri bahkan penggagas Partai Demokrat, itu suatu hal yang biasa dalam dunia politik. Tapi, selaku pendiri dan penggagas utama Partai Demokrat, saya harus meluruskan fakta sejarah yang ada supaya tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan bersama,” jelas Vence Rumangkang.
Kepada Oskar dari KedaiPena.Com, beberapa waktu lalu di kediamannya, Vence sempat bercerita lagi soal partai yang ia dirikan itu. Dan berikut ini petikan wawancaranya:
Bisa diceritakan apa yang melatarbekangi Anda mendirikan Partai Demokrat?
Pada 2001, saya ingin mendirikan partai untuk mengakomodir seorang putra bangsa menjadi presiden Republik Indonesia. Saat itu saya melihat dan mempelajari beberapa sosok anak bangsa.
Salah satu sosok anak bangsa tersebut kebetulan adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2001, SBY gagal menjadi calon wakil presiden dalam pemilihan di MPR untuk mendampingi Megawati Soekarnoputri, karena tidak mempunyai kendaraan partai politik.
Saat itu saya melihat sosok SBY layak untuk menjadi pemimpin ke depan. Kemudian pada 25 Juli 2001 malam, saya mengutarakan gagasan dan pendirian partai tersebut di lobi Hotel Hilton (sekarang Hotel Sultan) sekembalinya SBY dari gedung DPR MPR RI. Selain itu, saya meminta agar SBY bersedia menjadi figur sentral dalam partai yang akan saya dirikan.
Namun, malam itu SBY belum bersedia. Baru keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB, SBY menghubungi saya melalui telepon dan mengatakan ingin bertemu di kediamannya, Cikeas.
Apa yang Anda sampaikan dalam pertemuan itu?
Dalam pertemuan itu, kami membahas kembali ide dan gagasan saya untuk mendirikan partai dan menjadikan SBY sebagai figur sentral.
Setelah pertemuan itu, saya menghubungi beberapa kerabat untuk hadir dalam pertemuan di Apartemen Hilton untuk pendirian partai. Sesuai ide dan gagasan saya, pertemuan berlangsung pada 19 Agustus 2001 di Apartemen Hilton, dan pertemuan itu dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Juga hadir Sirato Safeii (alm.), Adiyaksa Dault, Sys NS, Suko Sudarso, Heru Lelono, Achmad Yani (alm.), Kurnia, Kurdi Mustofa, dan saya sendiri.
Masih terjadi silang pendapat dalam pertemuan tersebut. Sebagian pihak menyatakan tidak perlu mendirikan partai. Tapi saya tetap bersikeras untuk mempertahankan ide dan gagasan untuk mendirikan partai. Karena menurut amanat undang-undang, untuk mengajukan capres dan cawapres RI wajib diusung oleh partai politik.
Kemudian, keesokan harinya, 20 Agustus 2001, saya melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh yang menghendaki pendirian partai tersebut.
Kapan pesisnya Partai Demokrat berdiri?
Partai Demokrat berdiri pada 7 September 2001 di kantor saya, Wisma Graha Pratama lantai 11, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Penandatanganan akte pendirian Partai Demokrat dilakukan di hadapan notaris Aswendi Kamuli, SH – dihadiri 46 orang yang turut menandatangani akte pendirian partai. Dan, 53 orang lainnya yang tidak hadir, memberi kuasa penuh kepada saya untuk menandatangani akte pendirian partai tersebut. Namun, pencantuman tanggal akte pendirian partai saya undur menjadi Senin, 10 September 2001.
Mengapa?
Karena saya ingin agar SBY bersedia menjadi figur sentral, dan akan saya masukkan namanya ke dalam akte sebagai salah satu pendiri dengan nomor urut 1.
Makanya, pada Minggu, 9 September 2001, saya menghadiri acara ulang tahun SBY ke-52. Saat itu saya sampaikan bahwa akte pendirian partai sudah ditandatangani, dan rencananya pada 10 September 2001 akan didaftarkan ke Departemen Kehakiman.
Ketika saya sampaikan maksud dan tujuan tersebut, beliau menolak dengan alasan ingin memfokuskan diri dalam penyelesaian program tugas pokok dan fungsi 100 hari beliau menjabat Menkopolhukam.
Berarti SBY tidak tercantum sebagai pendiri Partai Demokrat?
Seperti yang saya katakan tadi, beliau masih memfokuskan diri di Menkopolhukam. Jadi, pada Senin, 10 September 2001, sekitar pukul 10.00 pagi, saya dan beberapa kawan mendaftarkan Partai Demokrat ke Departemen Kehakiman. Dan, pada hari itu juga Partai Demokrat dinyatakan resmi sebagai partai oleh Departemen Kehakiman, serta berhak untuk melakukan kegiatan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Makanya, kelahiran Partai Demokrat adalah pada 10 September 2001. Karena itu, semestinya hari ulang tahun Partai Demokrat tanggal 10, bukan tanggal 9 seperti yang dilakukan selama ini.
Kalau yang benar, ya harus sesuai dengan akte pendirian. Sama juga dengan Anda. Anda merayakan hari jadi pasti sesuai dengan akte kelahiran kan, hehehe…
(Prw/Oskar)