KedaiPena.Com – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago meyakini, pemerintah sudah maksimal dalam menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran varian Omicron yang tengah menyerebak di tanah air.
“Pemerintah sudah maksimal menerapkan protokol Covid-19 tetapi memang kesadaran masyarakat masih belum sepenuhnya baik,” kata Irma, Kamis, (27/1/2022).
Belum terbangunya kesadaran, kata Irma, dapat terlihat dari masih adanya masyarakat yang melakukan karantina mandiri selepas kunjungan dari luar negeri.
“Contoh masih ada masyarakat yang karantina mandiri dari kunjungan luar negeri (dapat diskresi) tapi tidak patuh pada regulasi dan bebas jalan-jalan di Mal,” beber Irma.
Terlebih lagi, lanjut Irma, saat ini masih ada oknum masyarakat yang tidak percaya dengan keberadaan virus Covid-19. Bahkan, terdapat pihak yang menggugat program vaksinasi pemerintah.
“Perlu disadari jangankan vaksin, obat saja ada efek samping, harusnya yang dikedepankan adalah manfaatnya bagi keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Jangan maunya sendiri dan merugikan orang lain, nanti kalau terinfeksi baru tau,” beber Irma.
Terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang dilakukan pemerintah daerah di tengah merebaknya varian Omicron, Irma menyarankan, agar sebaiknya kehadiran dibatasi 50 persen.
“Nah yang ini pun sebaiknya per kelas kehadiran 50% saja diselang- seling agar jarak antar siswa terpenuhi (menjaga jarak) peran orang tua dan guru penting disiplin mengingatkan anaknya tentang protokol kesehatan,” ujar Irma.
Irma menegaskan, pemerintah tidak bisa juga terus menerus melakukan pembatasan skala besar guna mencegah penyebaran varian Omicron ini. Irma yakin, jika
“Pasalnya setelah di vaksin 2 kali dan ditambah booster insyaallah efek negatif virus ini menjadi minimal,” tandas Irma.
Sebelumnya, berdasarkan data New All Record Kementerian Kesehatan sepanjang 1-22 Januari 2022, jumlah kasus konfirmasi varian Omicron terus meningkat dalam empat minggu terakhir. Transmisi lokal mulai mendominasi kasus
Pada 22 Januari lalu, sebanyak 90,1% kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia merupakan transmisi lokal. Kasus yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) alias imported case tidak lagi mendominasi.
Data terakhir yang Kementerian Kesehatan himpun menunjukkan, kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia total sebanyak 1.626, dengan 20 di antaranya menjalani perawatan di rumahsakit dan 2 lainnya meninggal dunia.
Laporan: Muhammad Hafidh