KedaiPena.Com – Pelaksanaan vaksinasi bagi para dosen perguruan tinggi atau tingkatan pendidikan setara sesuai dengan jadwal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diharapkan bisa mempercepat wacana Kuliah Tatap Muka.
Hal ini dianggap penting, karena dari evaluasi perkuliahan, ditemukan ada beberapa materi yang memang harus dilakukan praktik dan atau tatap muka.
Dosen Ilmu Komputer Universitas Multimedia Nusantara, Adi (48) menyatakan sangat menyambut baik upaya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah III untuk menyelenggarakan vaksinasi di 11 sentra vaksinasi.
“Vaksinasi ini merupakan langkah tepat dalam membantu penanggulangan penyebaran. Kalau semakin banyak yang sudah divaksinasi artinya akan semakin susah penularan terjadi. Dampaknya untuk dosen, kami menjadi lebih confidence untuk bertemu dengan mahasiswa atau dalam wacana kuliah tatap muka,” kata Adi saat ditemui paska vaksinasi di salah satu sentra vaksinasi penunjukan LL-Dikti, FK Universitas Yarsi Jakarta Timur ditulis Jumat (16/4/2021).
Ia menyebutkan, di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) selama ini menjalankan kuliah secara online.
“Akibatnya, ada beberapa materi yang tidak terserap dengan baik oleh mahasiswa. Dan karena saya mengajarnya ilmu komputer, yang dalam artian, harus praktik, kondisi kuliah online seperti memang jadi kendala tersendiri,” ujarnya.
Adi menyebutkan dengan adanya vaksinasi bagi para dosen, maka wacana untuk kuliah tatap muka, walaupun tidak secara full, bisa dilakukan.
“Kalau digital itu memang bisa menyampaikan materi kuliah tapi interaksinya tidak seperti kalau tatap muka. Tidak terbangun interaksinya. Terkadang kita harus panggil mahasiswa dulu untuk menghidupkan video, baru mereka buka videonya. Kita tidak bisa pantau apakah mereka memperhatikan atau tidak,” ujarnya lagi.
Ia juga menyebutkan, dengan sistem kuliah online, pantauan kinerja mahasiswa juga tidak bisa dilakukan secara optimal, karena saat ujian juga tidak bisa terpantau.
“Tapi kalau ditanyakan nilai, ya nilainya memang bagus. Kalau menurut saya, ada kuliah yang memang berhasil dengan kuliah jarak jauh tapi ada yang kurang optimal,” tuturnya.
Wakil Rektor I Universitas YARSI dr. Miranti Pusparini, M.Ped.Ked, yang menjadi petugas pengarah pada kegiatan vaksinasi ini, menyatakan selama ini perkuliahan di Kampus YARSI dilakukan secara daring. Kecuali untuk beberapa praktik yang harus dilakukan secara luring.
“Misalnya, Fakultas Kedokteran, memang ada jadwal praktik yang harus dilaksanakan tatap muka. Ini dilakukan dengan prokes ketat dan juga harus dilakukan Antigen terlebih dahulu,” ujarnya disela kegiatan vaksinasi.
Untuk pelaksanaan kuliah online, Miranti menyebutkan para dosen berusaha mengoptimalkan pembelajaran dengan mengadakan quiz setiap selesai satu materi.
“Untuk pelaksanaan online, agar bisa dipastikan tingkat kepahaman dan memastikan bahwa mereka memperhatikan penyampaian materi adalah selalu diadakan quiz setelah kuliah online,” ucapnya.
Juga, lanjutnya, ada survei kepuasan dan IPK sebagai tolak ukur pencapaian pembelajaran.
“Dari hasil survei, terlihat mayoritas memang senang bisa berada di rumah tapi mereka memiliki kendala jaringan. Terutama untuk daerah tertentu, seperti Indonesia bagian timur yang jaringan internetnya tidak terlalu baik. Atau terkait selisih waktu. Apalagi mahasiswa FK kami itu rata-rata dari daerah,” tutur Miranti.
Paska vaksinasi bagi para dosen, Miranti menyatakan akan semakin tenang dalam mempersiapkan kuliah tatap muka sekaligus kuliah online secara sekaligus. Karena baik kuliah online atau offline, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga diupayakan untuk saling melengkapi.
“Kami dari Universitas Yarsi berusaha sebaik mungkin untuk tetap optimal, baik saat online ataupun saat hybrid. Termasuk kebijakan dalam hal pembayaran. Karena kami sangat mengerti dengan kesulitan yang timbul selama masa pandemi ini,” pungkasnya.
Laporan: Aan Supusepa