KedaiPena.com – Merespon adanya kekhawatiran akan masuknya tenaga kesehatan asing paska disahkannya UU Kesehatan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan hal itu tidak mungkin terjadi.
“Hampir seluruh negara tengah menghadapi masalah yang sama, yakni kekurangan dokter dan dokter spesialis. Lagipula, dalam UU Kesehatan yang baru, proses adaptasi nakes tidak dihilangkan,” kata Budi Gunadi, dikutip Kamis (13/7/2023).
Artinya, menurut Budi Gunadi, tetap akan ada penyesuaian dan uji kompetensi untuk setiap nakes asing saat ingin berpraktik di Indonesia. Namun, yang membedakan adalah, proses tersebut dipermudah bagi mereka dengan lulusan fakultas kedokteran ternama di dunia. Misalnya, lulusan Universitas Harvard dengan riwayat karier pekerjaan di institusi ternama seperti Mayo Clinic.
“Pada saat krisis terjadi karena kita ketahui kualitas perbankan di Indonesia waktu itu jadi menurun di bawah kualitas perbankan asing di perbankan. Saya merasakan waktu itu, yang namanya bankir bankir asing dibatasi sekali. Satu kota cuma ada 5 ada 4, tidak boleh lebih, cabang bank asing tidak boleh buka di mana mana, hanya boleh di Jakarta, buka di Surabaya tidak boleh,” ujarnya.
Paska krisis, kebijakan berubah. Misalnya, Citibank bisa buka ratusan cabang, CIMB Niaga dari Malaysia bisa buka 300 cabang lebih, UOB dari Singapura membuka 300 cabang.
“Apa yang terjadi. Yang terjadi tidak ada itu ribuan bankir bankir asing datang, enggak ada. Yang terjadi adalah perusahaan perusahaan multinasional besar ini datang. Dia bawa mungkin 10 15 20 dia rekrut,” ujarnya lagi.
Kala itu, lulusan fakultas ekonomi ternama di Indonesia direkrut perusahaan tersebut dengan kemudian mempelajari sistem perbankan internasional terbaru sehingga kualitasnya semakin bagus.
Hal yang sama, menurut Budi Gunadi, bisa terjadi di dunia kesehatan. Masuknya dokter asing ke Indonesia tidaklah harus dianggap sebagai sebuah ancaman minimnya lapangan pekerjaan. Namun, perlu menjadi tantangan kompetisi yang akan membuat kualitas dokter ikut lebih baik.
“Tidak mungkin ribuan dokter akan masuk. Saya ikut G20 ketemu semua Menkes 20 negara terbesar di dunia, nggak ada satupun yang bilang kelebihan dokter, semuanya bilang kekurangan dokter,” kata Budi Gunadi.
Ia juga menyatakan, kondisi tersebut juga bisa menjadi peluang memperbanyak dokter dan dokter spesialis di Indonesia, yang mungkin saja memiliki minat untuk berkarier ke luar negeri dengan mendapatkan gaji lebih besar.
“Ini membuktikan kita membuka diri, tetapi tidak akan menurunkan derajat, akan meningkatkan kualitas dan yang paling penting masyarakat layanannya terpenuhi,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa