KedaiPena.com – Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo menyatakan bahwa Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan program yang gagal.
“JETP itu gagal, program gagal. Dua tahun berjalan, tetapi tidak satu dolar pun dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Banyak omon-omon ternyata,” kata Hashim dalam acara bertajuk “ESG Sustainable Forum 2025”, ditulis Sabtu (1/2/2025).
Sebagaimana diketahui, JETP merupakan kemitraan global untuk mempercepat transisi energi yang adil. JETP bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ia menyatakan, dengan keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement, kemungkinan besar hibah dari Amerika Serikat melalui JETP pun akan dihapus oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
![](https://assets.kedaipena.com/images/2024/11/Screenshot_20241117_091721_Chrome.jpg)
“Jadi, saya kira, jangan berharap deh pada 20 miliar Dollar itu,” ucapnya.
Sebagai informasi, JETP Indonesia adalah komitmen pendanaan senilai 20 miliar Dollar Amerika atau setara sekitar Rp301 triliun, yang ditujukan untuk program transisi energi di Indonesia. Komitmen ini disepakati saat Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022.
Pendanaan JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), yang mulanya dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis dan Uni Eropa.
Komitmen tersebut bahkan bertambah mencapai 21,6 miliar Dollar Amerika, di mana 11,6 miliar Dollar Amerika bersumber dari dana publik negara-negara IPG, sedangkan 10 miliar Dollar Amerika akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.
Laporan: Ranny Supusepa