KedaiPena.com – Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) dinyatakan bisa secara selaras memitigasi pandemi COVID 19 dan peristiwa cuaca ekstrim. Sehingga mampu membantu negara-negara memanfaatkan pemulihan pandemi dan mengimplementasikan perubahan besar dengan mengutamakan peringatan risiko bencana yang inklusif. Pada akhirnya upaya ini dapat membangun resiliensi ekonomi dan masyarakat.
Utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori menyatakan Platform Global ini berlangsung pada waktu yang tepat. Karena tidak ada negara di dunia yang tidak terdampak pandemi Covid-19 maupun peristiwa cuaca ekstrem.
“Sains dan akal sehat sudah jelas bahwa pencegahan lebih efektif daripada respons, banyak yang terus mengabaikan risiko sistemik di sekitar kita,” kata Mami pada konferensi pers di Kota Denpasar, Provinsi Bali, ditulis Sabtu (23/4/2022).
Mami menegaskan bahwa Platform Global ini bukan sekedar suatu pertemuan tetapi sebagai tonggak dalam proses global menuju terpenuhinya Kerangka Kerja Sendai pada 2030.
“Secara kontinyu, negara-negara di dunia terus berkonsultasi dan melihat kembali pencapaian dan tantangan untuk mengurangi kerugian akibat bencana. Ini merupakan bagian dari tengah semester reviev implementasi Kerangka Kerja Sendai, yang dimandatkan Majelis Umum PBB dan akan disampaikan pada 2023 nanti,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Mami mengatakan bahwa Indonesia telah memberi contoh dengan menjadi salah satu negara pertama yang berkomitmen untuk melakukan tinjauan nasional sukarela dan kami berharap negara-negara lain akan menggunakan Platform Global sebagai kesempatan untuk berbagi kemajuan mereka selama pleno khusus.
“Platform Global ini melibatkan berbagai pihak, termasuk media massa. Menurutnya, pertemuan mendatang dapat dikomunikasikan secara global dan ini tentu berkat peran media massa,” tandasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyampaikan bahwa momen GPDRR ke-7 ini Pemerintah Indonesia akan membagikan pengalaman maupun praktek baik dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana dalam membangun ketangguhan atau resiliensi bangsa.
“Terlebih saat ini Indonesia memiliki perencanaan jangka panjang dalam upaya pengurangan risiko bencana, melalui Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020 – 2045,” kata Raditya.
Ia mengelaborasi ketangguhan berkelanjutan melalui beberapa upaya, seperti penguatan integrasi kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana tingkat global, nasional dan lokal, kolanorasi pentaheliks membangun ketangguhan berkelanjutan, penguatan perencanaan dan penganggaran pengurangan risiko atau pembiayaan risiko, inklusivitas semua pihak memiliki peran dalam membangun ketangguhan, dan inovasi dan teknologi pengurangan risiko bencana, khususnya maritim dan pulau-pulau kecil.
“Dalam pertemuan GPDRR 2022 tersebut, Presiden RI memiliki peran untuk menyampaikan sambutan pembukaan, pernyataan resmi negara dan pernyataan bersama,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan