KedaiPena.Com – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin AK meminta agar setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya PLN dan Pertamina dapat melakukan manejemen utang dengan sebaik-baiknya.
Hal tersebut disampaikan oleh Amin AK dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI secara virtual dengan PLN, PGN dan Pertamina, Kamis, (16/4/2020).
“Bukan menjadi rahasia lagi bahwa PT Pertamina dan PT PLN memiliki utang yang sangat besar dalam bentuk Valas (USD). Setiap pelemahan rupiah Rp1000/USD menambah beban utang PLN sebesar Rp9 triliun. Hal ini tentu menambah beban keuangan bagi perusahaan,” tegas Amin AK dalam rapat virtual tersebut.
Utang tersebut, lanjut Amin AK, diprediksi akan semakin parah dengan
menyebarnya wabah Corona atau Covid-19 di tanah air lantaran memberikan dampak ke ekonomi.
Pasalnya wabah asal Wuhan China tersebut, kata Amin AK, telah memberikan dampak pada kondisi keuangan perusahaan.
“Saya meminta setiap BUMN untuk melakukan manajemen utang sebaik-baiknya dan mengungkapkan dampak wabah Covid-19 secara penuh (full disclosure) dalam laporan keuangannya. Tidak dikurangi dan tidak ditambahi,” tandas Amin AK.
Lemahnya Rupiah di Hadapan Dolar Buat Utang PLN dan Pertamina Terancam Meningkat
Sementara itu dalam rapat virtual tersebut Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengaku bahwa
anjloknya nilai tukar rupiah akibat dampak Corona membuat BUMN tersebut harus mengencangkan ikat pinggang.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan melemahnya rupiah atas dolar membuat beban perusahaan menjadi lebih besar. Sebab, mayoritas utang yang dimiliki oleh PLN saat ini berbentuk valas.
“Tujuh puluh persen dari utang PLN itu dalam valas. Sudah barang tentu rupiah melemah maka utang kami dalam rupiah akan meningkat,” ucap Zulkifli dalam Rapat Dengat Pendapat tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengaku utang Pertamina cukup banyak yang berbentuk dolar AS sehingga pelemahan rupiah pasti berpengaruh.
“Semua pinjaman kami bond dalam bentuk dolar AS. Jadi dari hasil treatment shock kami, dampaknya luar biasa,” ucap Nicke.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar sendiri saat ini berbalik melemah pada penutupan perdagangan Kamis (16/4/2020) seiring dengan kembali sentimen negatif di pasar keuangan akibat kontraksi data perekonomian Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah parkir di level Rp15.640 per dolar AS, terkoreksi 0,42 persen atau 65 poin pada hari ini.
Laporan: Muhammad Hafidh