KedaiPena.Com – Utang pemerintah tembus diangka Rp 4.034 triliun per Febuari 2018 ini. Utang tersebut meningkat sebesar Rp 1.340 trilliun dari yang sebelumnya hanya berjumlah Rp 2.604 Triliun.
Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira mengaku khawatir dengan menumpuknya utang pemerintah saat ini.
Kekhawatiran tersebut, kata Anggawira, didasari lantaran utang yang dimiliki Indonesia saat ini bukan merupakan utang yang sehat. Utang yang dimiliki Indonesia saat ini merupakan utang yang konsumtif.
“Sederhana saja logika utang, saya punya perusahaan, saya utang sah-sah saja selama utang saya gunakan untuk hal produktif. Nah kalau hutang digunakan untuk konsumtif, ya matilah kita,” ujar Anggawira kepada KedaiPena.Com, Rabu (21/3/2018).
“Utang kita sekarang ditujukan untuk memacu konsumtif. Okeh untuk membiayai proyek infrastruktur, namun apakah proyek infrastruktur itu akan berbanding lurus dengan neraca perdagangan kita ke depannya?,” sambung Anggawira.
Ia pun menilai dari pada pemerintah berutang untuk sektor infrastruktur yang bersifat konsumtif akan lebih baik jika diberikan kepada sektor industrialisasi.
“Supaya kita punya ‘added value’ dan bisa melakukan ekspor. Dengan ekspor neraca perdagangan kita bisa berimbang. Kalau kebanyakan impor seperti saat ini ya matilah negara kita karena akan defisit,” tandas Anggawira.
Laporan: Muhammad Hafidh