KedaiPena.Com – Dalam satu pekan ini telah terjadi penganiayaan terhadap dua orang ulama.
Adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah (Santiong), Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kiai Umar Basri yang dianiaya usai Shalat Subuh di ponpes-nya.
Peritiwa terkini menimpa Komandan Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto yang juga dilakukan di waktu shubuh.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini merasa prihatin dan turut berduka cita atas penganiayaan yang menimpa dua orang yang seharusnya dimuliakan tersebut.
Ia berharap aparat kepolisian benar-benar mengusut kasus ini secara tuntas dan terang benderang terutama menyangkut motif penganiayaan yang menurut kabar beredar diduga dilakukan oleh orang yang sakit gila atau tidak waras.
“Agak ganjil memang jika dua peristiwa penganiayaan terhadap ulama ini kebetulan dilakukan oleh orang yang infonya sakit jiwa atau gila. Ini menimbulkan tanda tanya di benak masyarakat, apa yang sesungguhnya terjadi, kenapa kebetulan menyasar ulama kyai atau ustadz? ,” tanya Jazuli kepada KedaiPena.Com, Sabtu (3/2/2018).
Untuk itu, Jazuli berharap aparat kepolisian harus berani mengungkap kasus ini dengan jujur dan transparan serta dapat menjelaskan kepada publik dengan sebaik-baiknya karena hal ini telah menjadi perhatian masyarakat secara luas.
Jangan sampai kasus ini menyulut permasalahan baru, kondisi saling curiga, merasa terancam dan akhirnya menimbulkan instabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat khususnya di Jawa Barat
Anggota Komisi I ini juga berharap kepada masyarakat untuk tetap tenang sambil terus waspada tidak mengembangkan spekulasi yang berlebihan dan kontraproduktif dalam upaya mewujudkan ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Sambil menunggu penyelidikan yang dilakukan oleh aparat, kita semua berharap masyarakat tetap tenang dan tidak termakan isu yang tidak bertanggung jawab. Karena dalam kasus-kasus seperti ini sering kali muncul pihak-pihak yang ingin memecah belah masyarakat sehingga menimbulkan instabilitas keamanan, apalagi saat ini dekat dengan momen politik/pilkada,” pungkas Jazuli.
Laporan: Muhammad Hafidh