KedaiPena.Com – Direktur Latifa Perbanas Haryono Umar berharap agar Kejaksaan Agung (Kejagung) tetap terus mengusut kasus asuransi perusahaan plat merah PT Jiwasraya pasca penetapan beberapa tersangka.
“Sudah ada beberapa tersangka. Harus terus dikembangkan oleh kejaksaan,” kata Haryono kepada KedaiPena.Com, Jumat, (28/2/2020).
Haryono menambahkan penanganan kasusnya sebaiknya juga harus beriringan dengan penyelamatan klaim ganti rugi polis nasabah Jiwasraya.
Seperti soal usulan pernyertaan modal negara atau PMN kepada PT Jiwasraya Persero sebesar Rp 15 Triliun.
“Karena ini hal staegis dan mendapat perhatian besar dari publik, tentunya perlu masukan dari DPR sebagai wakil rakyat,” ungkap Haryono.
Mantan Komisioner KPK ini meminta agar penanganan hukum dan penyelamatan koorporasi dan uang nasabah harus bisa dipisahkan secara berbeda.
“Kasusnya tetap jalan, ini hal yang lain lagi,” tandas Haryono.
Jaksa Agung Ganti Pejabat Eselon 1 yang Tangani Jiwasraya
Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin hari ini melantik sejumlah pejabat setingkat eselon 1 di lingkup korps Adhyaksa di lingkungan Kejagung.
Dari daftar, ada tiga jabatan tinggi yang akan diisi, yakni Staf Ahli Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) serta Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus)
Jabatan terakhir menjadi perhatian utama dalam pelantikan tersebut. Pasalnya, Jampidsus saat ini sedang menangani berbagai kasus besar, diantaranya kasus mega skandal dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Hingga kini, Kejagung sudah menetapkan enam tersangka dalam kasus tersebut.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Hari Setiyono membenarkan pelantikan ini.
“Iya dilantik pada pukul 08.30 WIB,” kata dia terpisah.
Sudah ada enam tersangka kasus Jiwasraya mereka ialah, Benny Tjokrosaputro (Bentjok), Dirut PT Hanson International Tbk (MYRX), Heru Hidayat, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), Hary Prasetyo, Direktur Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018.
Lalu ada pula Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2018, Syahmirwan, mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya dan Joko Hartono Direktur PT Maxima Integra.
Laporan: Muhammad Hafidh