KedaiPena.Com – Pakar Pendidikan Marsudi Wahyu Kisworo mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih mantan CEO Gojek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
“Bagi saya di antara semua menteri, yang menarik ini pemilihan Pak Jokowi terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Nadiem Makarim. Menurut saya itu sangat luar biasa, Indonesia membutuhkan orang seperti itu saat ini,” ujar Marsudi kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (26/10/2019).
Marsudi yang merupakan mantan Rektor Perbanas Institute berharap agar Nadiem mampu merevolusi dunia pendidikan Indonesia yang hingga saat ini masih menerapkan sistem zaman dulu.
Marsudi menjabarkan ada empat revolusi di dunia pendidikan khususnya bagi perguruan tinggi di Indonesia yang dapat dilakukan oleh Nadiem Makarim. Diberi nama University 4.0 revolusi tersebut mencakup struktural, akreditasi, mengajar, dan gaya belajar
“Revolusi struktural ya tentunya model bisnis dan kurikulum karena pendidikan harus menghasilkan ‘highly skilled innovator’ atau yang bisa menghasilkan keterampilan tinggi. Tujuan utamanya harus kesana,” papar Marsudi.
Sedangkan untuk akreditasi, kata Marsudi, harus di revolusi lantaran selama Perguruan tinggi khususnya masih menerapkan akreditasi dengan acuan yang berfokus pada prosedur absen dan tahapan aturan yang berbelit-belit. Sementara akreditasi harus dilihat dari apakah para lulusan tersebut, bermanfaat untuk dunia kerja.
“Saya mengusulkan yang mengakreditasi itu bukan lembaga pemerintahan, yang harus mengkreditasi itu harus dunia usaha, industri atau pasar. Untuk yang kedua akreditasi profesi mereka lebih valid,” tutur Marsudi.
Marsudi menambahkan, untuk revolusi mengajar, Nadiem bisa dapat mengubah gaya mengajar para dosen dan guru yang cenderung tidak pernah mengalami perubahan sejak 15 tahun lalu dengan meliputi massive learning dan digital culture.
“Sementara dengan perubahan generasi milenial yang sekarang sudah akrab dengan teknologi, harusnya bisa memaksimalkan dan memanfaatkan teknologi. Bukan mengantikan dosen dengan komputer tapi memanfaatkan teknologi. Dosen itu harus bisa memanfaatkan teknologi keilmuan di Indonesia,” tegas Marsudi.
Untuk revolusi gaya belajar, lanjut Marsudi, ialah perubahan metode belajar para mahasiswa dan siswa yang selama ini masih belum ada perubahan.
Revolusi ini meliputi meliputi ubiquitus learning, DIY learning, dan inverted Bloom’s taxonomy.
Marsudi menekankan metode dengan mendengarkan dosen atau guru, lalu mencatat dan pulang sebaiknya dapat diubah dan direvolusi oleh Nadiem sebagai Mendikbud.
“Anak muda sudah dengan teknologi mereka bisa mengeksplorasi diri sendiri, jadi harus diubah zaman dahulu datang ke sekolah dan ke kampus untuk belajar, kemudian di rumah mengerjakan tugas. Sekarang mereka harus belajar di rumah dan ke sekolah atau kampus tinggal diskusi,” harap Marsudi.
Komisaris Independen PT Telkom Indonesia ini mengatakan jika Nadiem dapat merevolusi keempat hal tersebut maka akan tercatat dalam buku sejarah Republik Indonesia.
“Kalau itu bisa Pak Nadiem lakukan, maka dia akan tercatat di sejarah sebagai Menteri Pendidikan yang mampu melakukan revolusi di dunia pendidikan Indonesia,” tandas Marsudi.
Laporan: Muhammad Hafidh