KedaiPena.Com – Usulan untuk mengembalikan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR hanya menguntungkan para elit dan menyuburkan oligarki.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin yang menanggapi usulan dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
“Usulan yang kontraproduktif yang hanya enak di elit dan tak enak di rakyat. Usulan ini hanya akan melanggengkan dan menumbuh suburkan oligarki, korupsi, dan kebobrokan lainnya,” beber Ujang kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (30/11/2019).
Ujang pun meyakini usulan untuk mengembalikan pemilihan Presiden kepada MPR juga tidak akan membuat sistem pemilihan dan demokrasi di Indonesia semakin baik.
Salah satu yang Ujang soroti ialah terkait dengan politik uang yang memang menjadi salah satu permasalahan dari pemilihan langsung.
“Di MPR juga akan banyak politik uang. Karena calon presiden yang dipilih MPR akan membeli suara perkepala anggota MPR. Politik uangnya akan terjadi dimereka diantara para anggota MPR,” ungkap Ujang.
Ujang menambahkan, demokrasi memang berbiaya mahal. Politisinya saja yang mati-matian mengeluarkan uang untuk menang. Solusinya, jangan lakukan money politics.
“Dan seandainya ada tindakan dengan tegas. Hukum kita masih bisa diatur. Jadi demokrasinya rusak. Sejatinya demokrasi harus sejalan dengan penegakkan hukum,” pungkas Ujang.
Laporan: Muhammad Hafidh