KedaiPena.Com- Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah mengatakan bank emok atau rentenir adalah permasalahan yang cukup kompleks. Najib sapaanya pun mengingatkan pentingnya peningkatan tingkat literasi dan pengetahuan masyarakat terhadap keuangan.
“Tingkat inklusinya artinya akses masyarakat terhadap industri keuangan sudah cukup tinggi bahkan sudah diatas 80 persen. Tapi tingkat literasi kita masih 50 persen. Artinya, banyak masyarakat Indonesia mengakses terhadap industri keuangan baik legal maupun ilegal tanpa ditunjang ilmu pengetahuan yang memadai,” ujar Najib, Selasa,(30/5/2023).
Najib mengakui, akibat dari kurangnya literasi keuangan masyarakat bisa meminjam uang namun tidak bisa mengolah keuangan sehingga berujung pada ketidakmampuan untuk membayar hutang.
Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, DPR RI bersama OJK dan lembaga keuangan lainnya melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi.
“Kita akan terus memberikan edukasi agar kemudian terbangun mentalitas masyarakat yang baik. Sehingga ketika menggunakan pinjamannya untuk kegiatan produktif bukan hanya konsumtif,” katanya.
Selanjutnya dalam rangka mengatasi permasalahan bank emok, Najib memberikan saran kepada pemerintah daerah untuk menyediakan program kredit tanpa anggunan dengan proses yang tidak birokratif serta semua masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah.
Najib menegaskan permasalahan bank emok merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan perbankan.
“Akibat dari banyaknya masyarakat kita yang tidak layak dari sisi perbankan atau bankable, selain itu proses kredit yang dikeluarkan oleh perbankan itu terlalu birokratif sehingga lama, persyaratannya cukup banyak dan membutuhkan modal sementara. Tapi disisi lain ada yang menawarkan lebih cepat tanpa anggunan, tentu masyarakat akan memilih yang lebih mudah,” pungkas Najib.
Laporan: Tim Kedai Pena