KedaiPena.Com – Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sejak 1 Januari 2017Â menutup jalur pendakian hingga akhir Maret. Penutupan jalur pendakian ini sudah rutin di lakukan dari 20 tahun yang lalu.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNGR Mustafa Imran, mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan untuk pemuliahan ekosistem TNGR. Penutupan ini sendiri merupakan rekomendasikan dari Badan metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
“Penutupan ini juga dikarenakan cuaca hujan dan angin yang ekstrim, yang dapat membahayakan pengunjung. Seperti kabut yang menghalangi pandangan, cuaca dingin ditambah dengan tiupan angin yang kencang. Serta resiko kecelakaan karena jalur yang licin dan terjal ketika hujan,” ucap Mustafa Imran Lubis, ketika di hubungi KedaiPena.com, Rabu (11/1).
Selain itu, kata Lubis sapaanya, dalam pemulihan ekosistem ini TNGR juga melakukan perbaikan jalur pendakian. Seperti, memasang pagar riling sebagai pengaman selama di jalur pendakian, lalu menurunkan sampah-sampah yang masih tertinggal di ketinggian.
“Kita juga memberikan kesempatan untuk alam, jangan sampai kita terus mengeksploitasi tapi lupa untuk memulihkanya,” imbuh dia.
“Dan selama masa pemulihan pihak TNGR melakukan monitoring terhadap keadaan ekologi gunung Rinjani dan perbaikan jalur pendakian,” tandas dia.
Perlu diketahui, Gunung Rinjani juga ditutup pada Selasa 15 September 2016. Penutupan tersebut dilakukan lantaran peningkatan status Gunung Rinjani dari Level 1 menjadi Level 2.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas
Foto: Istimewa