KedaiPena.Com – Jelang unjuk rasa buruh yang akan di gelar serentak di berbagai daerah di Indonesia 29 September 2016 pekan ini, buruh di Sumatera Utara menyebutkan akan mengerahkan sebanyak 2.000 massa buruh
Demikian dikatakan Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Sumatera Utara, Willy Agus Utomo kepada wartawan dalam konfrenai pers di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jalan Hindu No 12 Medan, Selasa (27/9).
“Kita akan mengerahkan massa sebanyak 2.000 orang, yag berasal dari Kota Medan (Mabar dan Belawan), Deliserdang (Tanjung Morawa), Serdang Bedagai dan Kota Binjai,” kata Willy.
Ia menambahkan, buruh tersebut akan tergabung dalam Aliansi Buruh Bergerak Sumatera Utara (ABBSU) yang berasal dari lintas organisasi buruh diantaranya, Serikat Pekerja Industri (SPI), Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI), Serikat Pekerja Berdikari, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Mahasiswa Indonesia dan LBH Medan. Aksi akan digelar di depan Kantor Gubernur Sumut dan DPRD Sumut. Dengan titik kumpul di Istana Maimun Jalan Brigjend Katamso Medan.
Dalam aksi itu, lanjut Willy, buruh akan menyampaikan beberapa tuntutan, diantaranya cabut PP No 78, naikan UMK buruh tahun 2017 minimal Rp 650 ribu, cabut tax amnesty, dan selesaikan masalah perburuhan di Sumut yang terjadi selama ini di beberapa perusahaan di Sumut, salah satunya permasalahan buruh di Perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya depo center Alfamart, Perusahaan tersebut sambungnya telah di rekomendasi DPRD Deliserdang untuk di cabut izin usahanya. “Dan ini salah satu fokus tuntutan kita di Sumut,” tegas Willy.
Selain beberapa tuntutan itu, ABBSU juga akan menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk segera memperbaiki infrastruktur di Kawasan Industri Medan (KIM) , dimana kata dia, jalan sepanjang kawasan industri tebesar di Sumut ini sudah tidak layak di lalui oleh kendaraan bahkan kerap banjir bila hujan turun.
“Dampaknya bila infrastruktur di sana tidak di perbaiki, dapat merugikan semua pihak terkhusunya pelaku usaha dan berimbas kepada buruh nya juga” beber Willy.
Disinggung penolakan tax amnesty, Willy menjelaskan bahwa kebijakan tersebut telah mecedarai rasa keadilan. Selama ini, para buruh saja sebelum menerima upah sudah dikenakan pajak, dengan banyak potongan, terutama PPH 21 dan sebagainya.
“Mengapa para pengusaha, milyader atau pejabat yang memiliki uang triliunan rupiah malah mendapatkan pengampunan pajak. Ini sangat tidak adil,” tegasnya.
Willy mengaku akan langsung memimpin aksi bersama Amien Basri dari SPI Sumut dan bergabung dengan buruh di seluruh Indonesia dalam mogok nasional secara serentak pada 29 September mendatang. Ia berharap pihak kepolisian dapat melakukan pengamanan maksimal selama berlangsungnya aksi.
“Kita minta agar aparat kepolisian dapat mengawal aksi secara persuasif dan tidak melakukan tindak kekerasan, mengingat aksi akan dilakukan secara damai,” tukasnya.
Turut hadir dalam konfrensi ABBSU, Willy Agus Utomo dan Tony Ricson Silalahi (KSPI/FSPMI Sumut), Amien Basri (SPI), Ben Idris Nainggolan (SP Berdikari), Saddam Ritongga (FPBI Sumut), Ikhsan (SMI Cabang Medan) dan Gumilar Aditya Nugroho (LBH Medan).
(Dom)