KedaiPena.Com – Gerakan Hidup Sehat dan Fota Center menggelar program bertajuk Road Show Pendidikan Jelang dan Pasca Akil Baligh (Pubertas) untuk Remaja. temanya adalah “Menuju Generasi Gemilang Indonesia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Ramah, Terampil).”
Rencananya program yang menyasar kalangan anak usia remaja ini akan digelar di RPTRA-RPTRA, sekolah-sekolah di pelbagai daerah, dan di kantong-kantong kemiskinan kota.
Tujuannya adalah memberikan pembekalan secara rileks, menyenangkan dan mudah dipahami oleh remaja tentang pendidikan seks (kesehatan reproduksi) yang baik dan utuh melalui tinjauan yang komprehensif, baik dari aspek medis, sosiologis, kultural, dan agama.
Seiring pemberian pendidikan seks yang utuh, para remaja itu pun dibimbing mengidentifikasi kecenderunngan bakat dan kepribadian masing-masing. Selain itu mereka pun dipandu untuk merumuskan langkah dan strategi meraih cita-cita mereka.
Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara yang juga konsultan keayahbundaan dan kota layak anak, Nanang Djamaludin, mengatakan bahwa dirinya dan sahabatnya, yakni Managing Direktor Indonesia Sehat Amira Lidya Bakrie, merancang program tersebut agar remaja yang hendak atau sedang memasuki masa akil baligh memiliki kesadaran, tanggung jawab, dan optimisme membara dalam mengarungi kehidupan sebagai para pemilik tahta atas masa depan bangsa dan dunia.
Masa akil baligh, ujar Nanang, yang menandai momentum kematangan organ reproduksi anak, seharusnya juga menjadi tonggak baru dan penting bagi berjalannya proses kematangan berpikir dan bertindak luhur secara faktual dari seorang anak.
“Sekarang ini kan tidak sedikit remaja yang meski telah melewati akil baligh, namun cara berpikir dan bertindaknya justru menunjukkan dirinya belum mampu menalar mana yang secara prinsip itu baik dan mana yang buruk, mana tindakan luhur dan mana yang tercela. Dan mana sikap dan tindakan yang akan menopang pencapaian cita-citanya dan mana yang tidak,” paparnya.
Jika kondisinya seperti itu, sambungnya, menjadi konfirmasi betapa dalam memori bawah sadar banyak ternyata belum atau tidak terinstal program-program perilaku yang meluhurkan dirinya.
Padahal dalam tinjauan agama, fase akil baligh yang ditandai mimpi basah pada anak laki-laki dan menstruasi pada anak perempuan, selain bermakna harfiah tibanya seorang anak pada kemampuan menalar, juga berarti telah dimulainya pencatatan oleh malaikat terhadap perbuatan yang berbuah dosa dan pahala dari seorang anak yang akil baligh.
“Untuk itu kami merancang sebuah program pendidikan jelang dan pasca akil baligh yang unik dan seru, yang diintegrasikan dengan identifikasi bakat dan keperibadian anak, serta panduan merancang cita-cita untuk anak. Dan mana yang tercela. Dan mana sikap dan tindakan yang akan menopang pencapaian cita-citanya dan mana yang tidak,” paparnya.
Jika kondisinya seperti itu, sambungnya, menjadi konfirmasi betapa di dalam memori bawah sadar banyak remaja ternyata belum atau tidak terinstal program-program perilaku yang meluhurkan dirinya.
Padahal dalam tinjauan agama, fase akil baligh yang ditandai mimpi basah pada anak laki-laki dan menstruasi pada anak perempuan, selain bermakna harfiah tibanya seorang anak pada kemampuan menalar, juga berarti telah dimulainya pencatatan oleh malaikat terhadap perbuatan yang berbuah dosa dan pahala dari seorang anak yang akil baligh.
“Untuk itu kami merancang sebuah program pendidikan jelang dan pasca akil baligh yang unik dan seru, yang diintegrasikan dengan identifikasi bakat dan keperibadian anak, serta panduan merancang cita-cita untuk anak,” tukasnya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas