KedaiPena.Com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah kelompok usaha yang memiliki jumlah
unit terbanyak dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pada saat pandemi COVID-19 seperti ini interaksi fisik secara langsung terbatas dan dibatasi, demi kesehatan dan keselamatan kita bersama.
“Berkurangnya interaksi fisik menyebabkan omzet menjadi turun
di beberapa kelompok usaha. Tetapi di sisi lain juga menjadi peluang di kelompok yang lain,” kata Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) Kota Tangerang, Benjamin Raja Sinaga dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Selasa (25/5/2021).
Dinamika tersebut memerlukan terobosan besar dengan berani berfikir dan berinovasi, yaitu perlu diadaptasinya kebiasaan baru agar dapat bertahan dan keluar dari masa-masa sulit seperti ini.
Maka dari itu interaksi virtual dan digital adalah solusi yang harus dilakukan oleh para pelaku UMKM di Indonesia.
“Dengan melakukan digitalisasi pemasaran sehingga dapat menjangkau calon pelanggan yang lebih luas,” sambung dia.
Namun demikian, terlepas dari besarnya peran dan posisi strategis UMKM, sebagian besar UMKM menghadapi banyak masalah, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Masalah internal mencakup karakter dan kapasitas
kewirausahaan.
“Masalah karakter terkait tujuan usaha yang masih cenderung survival dari
pada entrepreneurial. UMKM kita memang telah terbukti tahan krisis (‘resilient’), namun juga cenderung stagnan skala usahanya,” paparnya.
Sementara masalah kapasitas mencakup kapasitas dalam mengelola keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produksi dan penjualan.
Sementara masalah eksternal, khususnya yang bersifat ketersediaan akses yang mencakup akses informasi, modal,
layanan perizinan yang baik, pameran, fasilitas pelatihan, pendampingan, sampai kondisi infrastruktur dan tata niaga yang tidak menguntungkan.
“Kondisi ini membuat daya saing
UMKM nasional belakangan ini belum mengalami peningkatan yang menggembirakan. Padahal tanpa daya saing yang kuat, bagaimana kita UMKM akan dapat menjadi pemasar di negeri sendiri di tengah era Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti?,” katanya bertanya.
Melihat perkembangan kondisi di atas, dapat dilihat bahwa kebijakan dan program-program pemerintah untuk pengembangan UMKM belum menjawab permasalahan dan kebutuhan UMKM tersebut sehingga masih berjarak dengan kepentingan UMKM yang sesungguhnya.
“Berangkat dari keprihatinan dan kepedulian itulah, Asosiasi UMKM Indonesia hadir dan membentuk kepengurusan di kota Tangerang sebagai wadah dan pendamping UMKM dalam mengembangkan usahanya dan juga sebagai mitra Pemerintah dalam bekerjasama mengeksplor sekaligus mengembangkan potensi potensi UMKM yang ada di kota Tangerang,” Benjamin Raja Sinaga menambahkan.
Sesungguhnya Pemerintah membutuhkan mitra kerja yang bersinergi sekaligus jembatan komunikasi dalam mendorong roda ekonomi daerah kota Tangerang. Asosiasi UMKM Indonesia hadir bukan sekedar menyukseskan program program Pemerintah tetapi lebih dari itu Asosiasi UMKM Indonesia bersama Pemerintah Kota Tangerang dan ‘private sector’ lainnya membangun sinergisitas penggerak roda ekonomi daerah.
“Melalui Pelantikan Pengurus DPC AKUMINDO Kota Tangerang sampai ke
tingkat kelurahan ini diharapkan menjadi langkah awal dari banyak program yang akan dijalankanoleh Akumindo di Kota Tangerang,” tandasnya.
Acara pelantikan itu sendiri dilakukan 25 Mei 2021 Pukul 09.00 WIB di Hotel Horison Grand Serpong, Kota Tangerang. Ketua Umum Akumindo, Ikhsan Ingratubun melantik langsung kepengurusan yang baru ini.
Laporan: Sulistyawan