KedaiPena.Com – Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla gerah dengan rumor penyadapan terhadap Ketua Umum Partai Demokrat SBY.
Apalagi, bersamaan dengan tuduhan itu, Basuki Tjahaja Purnama dan kuasa hukumnya menuduh SBY memesan fatwa dari MUI soal penistaan agama.
“Saya tak betah untuk tak ngetwit,” tutur Ulil yang beberapa tahun belakangan berkarir di partai bintang mercy itu.
Kata dia, bahwa ada pembicaraan per telepon antara SBY dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Maruf Amin soal kunjungan AHY ke PBNU, benar. Dan tak ada yang salah dengan itu.
“Tetapi bahwa SBY memesan fatwa dari MUI soal Ahok, dan ada pembicaraan via telepon soal itu, saya yakin tak ada,” sambungnya, dalam kicauan di akun twitter miliknya.
Apalagi, dengan tudungan bahwa SBY menekan MUI agar menerbitkan fatwa soal Ahok, jelas tidak benar. Yang mungkin “nyetir” MUI bukan SBY, tetapi penguasa.
“SBY sekarang bukan penguasa. Dia tak punya kapasitas untuk nyetir MUI. Yang paling mungkin nyetir MUI, kalau mau, ya penguasa sekarang,” Ulil berujar.
Ketika Kiai Maruf menolak adanya pembicaraan dengan SBY di pengadilan, Ulil menambahkan, yang ditolak adalah adanya telepon soal pesanan fatwa.
Kalau soal pembicaraan mengenai kinjungan AHY ke PBNU antara SBY dan Kiai Maruf, memang ada. Tapi itu non-issue.
“Jadi, ketika pengacara Ahok menuduh Kiai Maruf berbohong soal adanya pembicaraan dengan SBY per telepon, mereka jelas ceroboh dengan tuduhan itu,” tutur dia lagi.
Secara pemikiran, Ulil mengaku berseberangan dengan Kiai Maruf, hingga sekarang. Tapi dirinya tak terima kalau Rais Aam PBNU dituduh bohong oleh pengacara Ahok.
“Kiai Maruf sama sekali tak bohong dalam hal tak adanya pembicaraan per telepon dengan SBY soal permintaan fatwa,” serunya.
Laporan: Muhammad Hafidh