KedaiPena.Com – Saling kunjungi untuk meningkatkan kerjasama bilateral bidang ekonomi dan kebudayaan antara Indonesia dan Ukraina mewarnai 25 tahun hubungan Indonesia dan Ukraina.
Yang terkini adalah kunjungan delegasi Komisi I DPR RI yang membidangi Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan serta Intelijen, dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari (10/8) ke Kyiv, ibukota Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, Prof. DR. Yuddy Chrisnandi, ME berkenaan dengan kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI yang diterima baik oleh Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pada Pertemuan tersebut, Delegasi Komisi I diterima langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Ukraina Sergiy Kyslytsya. Kunjungan pejabat tinggi Indonesia kali ini, ungkap Yuddy, merupakan kunjungan pejabat tinggi dengan jumlah terbesar ke Ukraina yaitu 24 orang.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan hubungan kedua Negara dalam semangat perayaan 25 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Ukraina.
â€Ukraina mempunyai potensi pasar yang cukup menjanjikan. Negara ini adalah Negara dengan wilayah terbesar kedua di Eropa dengan jumlah penduduk lebih dari 42 juta jiwa. Walaupun demikian perlu upaya yang serius untuk mewujudkan hubungan mutual benefitâ€, ujar Yuddy.
Wamenlu Sergiy Kyslytsya dalam kesempatan tersebut menyatakan, Bangsa Ukraina menyampaikan penghargaan atas dukungan Indonesia terhadap kedaulatan Ukraina di forum internasional.
Wakil Menlu yang pernah menjadi penasihat Politik Perwakilan Ukraina di Amerika Serikat ini, juga menghargai posisi Indonesia sebagai Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Negara anggota G-20 dalam menyikapi keutuhan integritas Ukraina.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menyampaikan terima-kasih atas sambutan pemerintah Ukraina yang baik atas kunjungan Delegasi DPR RI.
Diharapkan kedepan hubungan bilateral Indonesia dan Ukraina dapat lebih meningkat. Selain kunjungan pejabat tinggi, diperlukan people to people contact agar terjalin pemahaman sosial budaya antar kedua bangsa.
“Kami memberikan apresiasi kepada Duta Besar RI dan jajaran KBRI Kiev dalam upaya memantapkan dan mensosialisasikan posisi Indonesia kepada pemerintah dan masyarakat Ukraina,” tutup Abdul Kharis Almasyhari.
Posisi Indonesia dalam menghadapi konflik dunia termasuk konflik yang terjadi di Ukraina Timur adalah sejalan dengan konstitusi yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Indonesia secara konsisten mendukung penyelesaian konflik bersenjata di Ukraina Timur dengan cara damai dan mengedepankan penghormatan terhadap hukum internasional.
Sebagai catatan, salah satu bentuk nyata dukungan Indonesia terhadap kedaulatan Ukraina, yakni pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia pada 4 Maret 2014 sebagai berikut: (1) RI prihatin atas semakin memburuknya kondisi di Ukraina Timur, yang semula menyangkut ketidakstabilan politik di dalam negeri negara kini berkembang menjadi suatu konflik internasional yang tidak saja mengancam kedaulatan serta keutuhan wilayah Negara Ukraina, melainkan juga beresiko meningkatkan ketegangan hubungan antara Negara-negara terkait;
(2) Indonesia menegaskan posisi prinsipnya selama ini dalam menghadapi berbagai permasalahan internasional yang senantiasa menjunjung tinggi penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah sebagai prinsip dasar hubungan antar negara;
(3) Indonesia mendorong semua pihak yang terkait untuk menahan diri, mengelola krisi (crisis management) dan mengutamakan penyelesaian damai situasi di Ukraina Timur dan senantiasa menghormati hokum internasional; Indonesia juga menyerukan kepada DK PBB termasuk Negara-negara anggota DK PBB, agar memikul tanggung jawab sesuai Piagam PBB dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional menyangkut konflik di Ukraina Timur, termasuk kemungkinan melalui pengiriman utusan khusus Sekjen PBB ke kawasan terkait.
Laporan: Galuh Ruspitawati